Laporan ENGKI PRIMA PUTRA, Rohul engkiprimaputra@riaupos.co
Petani karet di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) semakin merana akibat jatuhnya harga penjualan karet.
Saat ini, harga jual karet petani per pekan Rp5.500 hingga Rp6.000 per kilogram.
Sedangkan harga jual karet melalui kelompok tani dua kali sepekan kepada toke, per kilonya Rp8.800.
Penurunan harga jual karet ini sangat dikeluhkan petani, terutama di tengah melambungnya harga jual barang keperluan sehari-hari saat ini.
‘’Harga jual karet sejak dua bulan terakhir semakin merosot. Sementara produksi kebun karet normal. Kondisi ini sangat menyulitkan perekonomian para petani. Kita tidak tahu apa penyebab anjoloknya harga karet, kita minta pemerintah dapat mencari solusi untuk menjaga stabilitas harga, sehingga penurunan harga karet tidak terlalu membebani perekonomian para petani,’’ ungkap salah seorang petani karet Kubu Manggis Eldis (39) kepada Riau Pos, Kamis (13/2), terkait turunnya harga jual karet petani di Rokan Hulu.
Dia mengaku, perhatian pemerintah terhadap petani karet sangat kurang, dibandingkan dengan petani sawit yang harga jual tandan buah segar (TBS) ditetapkan berdasarkan Peraturan Gubernur Riau.
‘’Belum ada tindakan pemerintah untuk menetralisir harga karet ditingkat petani, kondisinya sudah sangat parah sekarang ini. Belum lagi keperluan anak sekolah dan rumah tangga yang harus dipenuhi,’’ tuturnya.
Eldis menambahkan, hasil kebun karet miliknya yang luasnya hanya 2 hektare itu, merupakan satu-satunya usaha menopang kehidupan anak dan keluarganya.
Disaat harga jual karet normal dapat mencukupi biaya hidup dan sekolah anak. Tapi dengan harga jual yang anjlok, dirinya mengeluh tidak bisa memenuhi apa yang menjadi keperluan keluarganya ke depan.(nto)