SURABAYA (RP) - Industri makanan minuman dalam negeri kian agresif membidik pasar ekspor.
Apalagi, pasar internasional menawarkan peluang yang menarik, asal bisa memenuhi standar yang ditetapkan.
Hampir 60 persen produk biskuit Mega Global Food Industry dikirim keluar negeri, dari total ekspor 20 persen di antaranya ke Australia dan New Zealand.
Managing Director Mega Global Food Industry Richard Cahadi Sjarif mengatakan salah satu potensi pasar ekspor melalui pengembangan produk private label.
Selama ini, pihaknya banyak menerima pesanan untuk pembuatan produk untuk merek dari berbagai negara.
‘’Untuk pasar ekspor, kami bekerja sama dengan WoolWorths yang merupakan modern market terbesar di Australia dengan jumlah hampir 900 gerai. Selain itu, kami juga ekspor ke Eropa, Amerika, Arab Saudi, Cina dan negara-negara di Asia Tenggara. Tahun ini kami akan gencar ekspor ke Cina, karena konsumen di sana terbuka terhadap produk impor. Tapi, mereka juga memberlakukan standar yang ketat bagi setiap produk yang masuk ke sana,’’ katanya di sela kunjungan pabrik Senin (13/1). Selain itu dalam bulan ini, Filipina menyusul sebagai daftar negara tujuan ekspor.
Dikatakan tidak mudah untuk memasarkan produk ke negara lain, sebab harus memenuhi standar yang diterapkan di negara tersebut. Jadi tidak hanya memiliki sertifikat halal dari MUI dan sesuai ketentuan BPOM, tapi juga ketentuan internasional lain.
‘’Seperti food safety ISO 22000 dan British Retail Consortium (BRC). Nah dengan BRC ini kami bisa masuk ke negara persemakmuran Inggris raya khususnya di negara bagian Eropa dan Amerika. Sedangkan dengan WoolWorths, kami sudah memiliki WoolWorths Quality Assurance,’’ terangnya.
Richard mengatakan, ke depan pihaknya tidak hanya menggenjot pasar ekspor, tapi juga lokal. Di dalam negeri, pihaknya menggandeng tiga peritel modern, antara lain Carrefour, Giant dan Hypermart.
Target ke depan diikuti dengan penambahan line untuk produksi sebanyak tiga line secara bertahap. Sedangkan saat ini baru dua line, sehingga total menjadi lima line.
‘’Rata-rata pertumbuhan industri sebesar 28 persen, begitu juga dengan kami,’’ tambah Marketing and Sales Director Hawie Wijono. Ke depan diyakini bisa terus tumbuh sejalan dengan program yang dijalankan, salah satunya open kitchen.
Yakni memberi kesempatan pada masyarakat untuk melihat langsung proses produksi.(res/jpnn)