JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Pedagang Pasar Tanah Abang masih tak puas dengan keputusan pemerintah menutup TikTok Shop setelah dianggap membuat sepi pengunjung pasar ikonik di Jakarta itu. Mereka tetap menuntut agar penjualan online ditutup semua.
Maulana, salah satu pedagang celana levis, menyebut tak ada perubahan berarti di tokonya sejak TikTok Shop ditutup. "Belum ada perkembangan. Sama aja," katanya saat ditemui JawaPos.com di Pasar Tanah Abang Blok A, Jumat (13/10).
Hingga siang tadi, ia mengatakan baru mendapat penglaris saja dari sekian ratus orang yang berkunjung ke Pasar Tanah Abang. Baginya, masalah utama dari sepinya toko itu kini adalah e-commerce.
"Ya mana mau rame online masih ada kan. Orang masih udah mantep belanja online, jual murah-murah di sana kan. Padahal barang sama," ucapnya.
Oleh karena itu, Maulana menyebut bahwa jika mau pedagang Pasar Tanah Abang ramai kembali seperti dulu, pemerintah harus menutup semua e-commerce yang sudah beredar belakangan ini.
"Ya kalau pengen penjualan Tanah Abang mantep lagi, gak usah online. Kalau online itu bisa aja gak ada modalnya bisa buka, kenapa? Dia nunggu pembeli, baru belanja. Kalau kita nggak. Modal kontrak toko dulu, kedua kita beli barang, ketiga kita menunggu orang pembeli. Online nggak. Dia santai-santai doang di rumah," bebernya.
Saat ditanya kenapa dirinya tak tertarik untuk ikut berjualan online, Maulana beralasan pembukuannya tak jelas dan banyak masalah.
"Kalau kita gak bisa, manajemennya kurang mantap. Kadang-kadang orang komennya ini barangnya gak sesuai. Entar dikasih bintang satu udah kena kan," ungkapnya.
"Jadi enak aja, sportif aja kalau mau dagang Tanah Abang aja. Onlineshop itu hapus aja," pungkas Maulana.
Namun begitu, pedagang lainnya, Devi (25), mengaku bahwa ada perkembangan penggunjung Pasar Tanah Abang usai TikTok Shop ditutup. "Jadi lumayan lah sedikit lebih maju karena kemarin-kemarin pas TikTok Shop masih buka, itu sepi banget yang lewat juga jarang," ucapnya.
"Soalnya yang di TikTok Shop banyak promo," imbuh Devi.
Ia mengaku tak mempermasalahkan e-commerce lain yang sudah ada sejak lama. TikTok Shop menurutnya lebih bermasalah lantaran harga yang dijual merusak harga pasar.
"Soalnya yang bermasalah TikTok shop kan TikTok Shop banyak yang live, ya banyak promo banget. Promonya besar-besaran," pungkas Devi.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi