JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Backlog perumahan menjadi pekerjaan rumah bersama untuk diselesaikan. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyoroti permasalahan pemenuhan hunian untuk masyarakat tidak hanya mengenai supply demand, namun juga soal kemudahan pembiayaan.
Kepala Badan Pengembangan Kawasan Properti Terpadu Kadin Indonesia Budiarsa Sastrawinata mengatakan bahwa kepemilikan hunian, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah, perlu menjadi perhatian. "Terutama dari segi pembiayaan yang masih perlu ditingkatkan lagi," ujarnya.
Budiarsa menambahkan bahwa pembangunan tempat tinggal yang perlu dikembangkan tak hanya dari segi fisik. Tapi, juga ekosistem kehidupan. "Kita ingin membangun ekosistem yang baik untuk industri properti, khususnya hunian yang layak. Karena pasti akan ada yang bisa diperbaiki, seperti pengadaan tanah, perencanaan, perizinan, hingga pembiayaan," tambahnya.
Dia menyebutkan bahwa industri properti mempunyai peran yang cukup signifikan dalam perekonomian tanah air. Sebab, sektor ini melibatkan lebih dari 170 jenis industri lainnya. "Sehingga jika industri properti ini bergerak, maka 170 jenis usaha juga akan bergerak," urainya.
Untuk mempromosikan inovasi dan menciptakan kolaborasi antar stakeholder perumahan, Habitat for Humanity Indonesia bekerjasama dengan Kadin Indonesia serta Universitas Trisakti menggelar Indonesia Housing Forum 2021. "Akademisi berperan penting dalam memberikan kajian yang mendalam untuk pengembangan perumahan yang inklusif," ujarnya.
Direktur Nasional Habitat for Humanity Indonesia Susanto menyampaikan bahwa Indonesia Housing Forum merupakan sebuah forum yang diadakan setiap 2 tahun sekali yang mempertemukan para pemangku kepentingan dari berbagai sektor yang bertujuan untuk mencari solusi terkait masalah perumahan di Indonesia.
"Indonesia Housing Forum merupakan bagian dari Housing Forum yang diadakan di tingkat Asia Pasifik selama 1 dekade sejak konferensi pertama tahun 2007," ujarnya.(agf/dio/jpg)