Jakarta (RP) - Sekalipun pertumbuhan ekonomi dunia masih belum menentu, Astra Group optimistis Indonesia akan lebih cepat melakukan recovery dibandingkan negara-negara sekitar dengan pertumbuhan ekonomi jauh lebih baik, paling tidak 5,8 persen sebagaimana prediksi world bank.
"Walaupun pencapaian Astra turun tujuh persen di kuartal pertama 2013 dibandingkan tahun sebelumnya, begitu juga harga minyak sawit dan batubara dunia jatuh 77 dolar AS per ton, tapi potensi Indonesia sangat luar biasa," kata Presiden Direktur Astra International Priyono Sugiharto dalam buka puasa dengan para pemimpin redaksi di Jakarta, Kamis (11/7).
Ditambahkan Priyono, dirinya meyakini dampak buruk perekonomian global tidak akan lama dirasakan perekonomian Indonesia. Apalagi, potensi yang dimiliki negara ini, bukan main. Karena itu, Astra Group yang mempekerjakan lebih dari 186.704 karyawan di berbagai bidang usaha akan terus mengembangkan proyek-proyeknya.
Dia juga mengungkapkan, Astra Group tidak pernah berfikir untuk jangka pendek. Tapi, kerangka pengembangan usaha yang dilakukan dalam jangka waktu 5-15 tahun. "Kami juga baru saja mengakuisisi pelabuhan di Kalimatan Timur dan masuk dalam pembangunan jalan tol," jelasnya.
Saat ini, Astra Group beroperasi melalui 177 perusahaan yang bergerak di berbagai bidang, mulai dari otomotif sampai dengan infrastruktur dan perkebunan. Kapitalisasi pasar Astra Group tumbuh dari sebelumnya Rp 110 triliun menjadi Rp 300 triliun di tahun 2012 dengan pendapatan meningkat dari Rp 160 triliun menjadi Rp 190 triliun dan laba berkisar Rp 19 triliun pada 2012.
"Kami berharap akan terus memberikan kontribusi dan membuka lapangan kerja lebih banyak lagi," tambahnya.(dem/rmol/jpnn)