JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Usaha pemerintah Indonesia meningkatkan pembangunan infrastruktur pertanian dianggap berada di trek yang benar. Hal itu terbukti berdampak kepada sistem tata niaga maupun produksi pertanian yang cukup normal.
“Terlihat dari pengendalian harga pangan (bahan makanan pokok) sejak awal tahun sehingga inflasi Januari 2019 hanya 0,32 persen,” ujar Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta, Senin (11/2).
Arif mengatakan, angka inflasi pangan yang rendah dan terkendali tersebut menandakan bahwa pemerintah sangat siap menjaga pasokan makanan pokok dan menekan angka distribusi logistik. “Pembangunan sarana infrastuktur (pertanian) itu yang membuat biaya distribusi logistik pangan lebih murah,” ujar Arif.
Arif mengungkapkan, jika komitmen pembangunan infrastruktur untuk mengendalikan rendahnya inflasi pangan terus diterapkan berkelanjutan, pertanian menjadi sektor yang berandil besar meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sebab, daya beli masyarakat meningkat terhadap pangan sebagai konsumsi makanan pokok akibat rendahnya harga. “Harga pangan bukan saja faktor inflasi, melainkan juga berpengaruh ke angka tingkat kemiskinan,” kata Arif.
Arif menyebutkan, tersedianya pasokan pangan melalui gencarnya pertumbuhan infrastruktur pertanian mengakibatkan angka inflasi bulan lalu adalah paling rendah. Bahkan, setiap tahun (year on year) angka inflasi perbandingannya terus menurun. Pada Januari lalu adalah yang terendah dibandingkan inflasi sebelumnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri sudah mengumunkan bahwa inflasi pangan pada Januari 2019 menurun dibandingkan bulan yang sama di tahun lalu. Menurut Kepala BPS Suhariyanto, angka inflasi pangan yakni 0,32 persen pada Januari 2019 menjadi lebih baik dari sebelumnya. Januari 2018 angka inflasi pangan adalah 0,62 persen dan Januari 2017 mencapai 0,97 persen.(jos/jpnn)