JAKARTA(RIAUPOS.CO)– Jelang akhir tahun 2019 hingga menyambut tahun 2020, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut kondisi perekonomian global masih dihantui oleh ketidakpastian. Bahkan, menurutnya, dalam menyongsong 2020 mendatang, semakin tidak pasti dari segi sosial dan lingkungan.
Menurutnya, istilah ketidakpastian bukanlah menjadi hal yang baru bagi para pelaku ekonomi maupun para pembuat kebijakan. Ketidakpastian yang semakin sulit akan datang dari sifat manusia dan kecanggihan informasi dan teknologi.
“Meskipun tak ada kepastian berapa besar skalanya tapi ke tidak pastikan ini didorong Oleh teknologi dan komunikasi,” ujarnya di Gedung Energy Building Jakarta, Rabu (11/12).
Sri Mulyani menjelaskan, sifat manusia terkait seberapa besar pengaruh seseorang jika dihubungkan dengan kecanggihan teknologi dapat melahirkan ketidakpastian semua rantai perekonomian.
“Ini semua membuat rantai action dan in action. Semakin tidak pasti karena kita tak atau apa yang jadi arah pasti dari kebijakan, karena berkaitan dengan kuasa, tapi ini juga tak pasti,” imbuhnya.
Jika dilihat dari fenomenal yang terjadi, dirinya sedikit bercerita, pemerintah sempat optimis bahwa tahun 2019 akan membawa perubahan ke arah kondisi yang cemerlang dan menjanjikan setelah terjadinya krisis global. Namun, setiap kuartal proyeksi perekonomian direvisi berulang kali.
“Bahkan koreksi 0,7 persen. Angka 0,7 persen dari PDB setara dengan Afrika selatan. Ketidakpastian setara dengan perekonomian Afrika selatan yang hilang dan tak terealisasi di tingkat global,” kata dia.
Namun, pihkanya sebagai pemangku kebijakan berusaha menjaga agar ketidakpastian global tidak berdampak buruk bagi ekonomi dalam negeri. “Saat yang sama kami beri respons melalui kebijakan agar dapat bertahan,” imbuhnya.
Sebab, ekonomi domestik sendiri turut dipengaruhi oleh pemintaan global pada sektor ekspor. Sektor bisnis menurunkan investasi yang mereka tanamkan dan akan berimbas pada ekspor. Meskipun demikian, ekonomi dalam negeri masih diselamatkan oleh sektor konsumsi yang masih sehat.
Editor : Deslina
Sumber: Jawapos.com