Digemari di Mesir, Eksportir Kopi Nasional Masih Sulit Ditemukan

Ekonomi-Bisnis | Rabu, 11 Juli 2018 - 10:53 WIB

Digemari di Mesir, Eksportir Kopi Nasional Masih Sulit Ditemukan
Dubes Indonesia untuk Mesir, Helmy Fauzy.

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Meski jadi komoditas primadona di Mesir, eksportir kopi Indonesia belum menjadikan negara Timur Tengah ini sebagai sasaran produksinya. Pebisnis kopi asal Mesir, Khaled Hamdy Fauzy mengaku sangat sulit mencari eksportir kopi asli Indonesia.

“Masih sulit mencari eksportir kopi Indonesia yang memang benar-benar orang Indonesia,” keluh pebisnis kopi asal Mesir, Khaled Hamdy saat bertemu Dubes Indonesia untuk Mesir, Helmy Fauzy, di Kairo, Senin (9/7).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Hamdy mengungkapkan ini dalam pertemuan yang diselenggarakan KBRI Mesir saat penjaringan kandidat Primaduta Award 2018. Primaduta Award adalah penghargaan dari Presiden Joko Widodo bagi buyer yang memiliki loyalitas, komitmen, dan kinerja dalam meningkatkan volume ekspor Indonesia ke luar negeri.

Primaduta award akan diberikan pada acara Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 yang akan digelar di Indonesia Convention Exhibition, Bumi Serpong Damai, Tangerang, pada 24-28 Oktober mendatang. Turut hadir dalam pertemuan ini adalah Atase Perdagangan KBRI Kairo, Burman Rahman.

Lebih lanjut, Hamdy menjelaskan, banyak pemain kopi Indonesia justru tidak berasal dari nusantara. Bahkan, sebagian di antaranya justru berasal dari Singapura. “Angka impor kopi Mesir dari Indonesia sebenarnya jauh lebih besar dari nilai aslinya karena banyak penampung-penampung kopi justru dimainkan negara lain seperti Singapura,” jelas Hamdy.

Menurutnya, banyak petani kopi Indonesia tidak familiar mengenai seluk beluk bisnis internasional. Kondisi ini dimanfaatkan oleh eksportir yang notabene adalah broker-broker asing. Alhasil, sekalipun komoditas kopi menjadi primadona, kondisi ini tidak berdampak banyak bagi tumbuhnya pengusaha kopi asal Indonesia.

“Para petani memerlukan uang tapi tidak tahu cara menjaga kualitas kopi, sementara eksporter kuasai bisnis dan pandai menjaga kualitas kopi,” kata peraih Primaduta Award 2017 ini.

Menanggapi hal tersebut, Duta Besar Helmy Fauzy menjelaskan, pemerintah Joko Widodo sudah berupaya untuk meningkatkan pemberdayaan petani termasuk petani kopi. Tidak hanya itu, perhatian Presiden Jokowi juga diberikan pada tumbuhnya pelaku usaha baru dengan cara memangkas birokrasi dan penyederhanaan izin usaha.

Karena itu, dirinya berjanji menyampaikan masukan dari importir Mesir kepada kementerian terkait. Apalagi, agenda ke-6 dari Nawacita jelas menyebutkan perihal upaya meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.

“Meningkatkan kesejahteraan petani memang tidak mudah dan bukan upaya instan. Tapi pemerintah terus berupaya dan meyakini melalui perbaikan kesejahteraan petani maka produktivitas dan daya saing kita akan juga meningkat,” tegas Dubes Helmy.

Untuk diketahui, data Badan Pusat Statistik Indonesia menunjukkan total perdagangan RI-Mesir pada 2017 mencapai 1,5 miliar dolar AS atau naik 2,97 persen dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 1,462 miliar dolar AS.

Ekspor Indonesia ke Mesir di tahun 2017 tercatat sebesar 1,253 miliar dolar AS atau naik sebesar 12,89 persen dari tahun 2016 yang terbukukan sebesar 1,110 miliar dolar AS.

Pada periode Februari 2018, angka ekspor RI ke Mesir mencapai 185,29 juta dolar AS atau naik sebesar 197,38 persen dibanding periode yang sama tahun 2017 sebesar 62,3 juta dolar AS. Sementara itu, impor Indonesia dari Mesir pada periode Februari 2018 berada pada kisaran 18,24 juta dolar AS atau naik 38,49 persen dari tahun 2017 yang mencapai 13,17 juta dolar AS.(uji/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook