JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Untuk mengatasi penambahan penerbangan saat peak season mudik lebaran 2018, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berencana meminta bantuan pilot dari TNI Angkatan Udara (AU).
Adapun itu bukan semata-mata karena rencana aksi mogok kerja yang dilakukan oleh Asosiasi Pilot Garuda Indonesia. Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury, adanya kerja sama dengan TNI AU terjadi karena Garuda tengah berupaya untuk mengoptimalkan jumlah pilot.
Dia menerangkan, saat memasuki masa peak season seperti ini, Garuda tidak serta merta bisa merekrut jumlah pilot tambahan dengan cepat.
Baca Juga :Kejutan Whiz Prime Hotel Bersama Garuda Indonesia
“Jadi, itu memang ada kebutuhan dari kami untuk itu,” katanya di Bandara Soekarno Hatta, Senin (11/6/2018).
Diakuinya, walau sama-sama pilot, perbantuan pilot TNI AU juga membutuhkan waktu karena ada masa transisi dari penerbangan pesawat militer ke pesawat komersial. Untuk itu, diperlukan lisensi lagi untuk dapat mengoperasikan pesawat komersial.
Disebutkannya, sejatinya, adanya opsi untuk menambah pilot dari TNI AU bukan karena rencana aksi mogok kerja dari Pilot Garuda, melainkan bertujuan untuk memastikan kecukupan jumlah pilot.
“Memang kan kami setiap tahun berusaha untuk meningkatkan tingkat produksi di Garuda,” paparnya.
“Jadi, ini yang menjadi kebutuhan. Kebutuhan untuk menambah jumlah pilot ini terutama akan kita peroleh melalui bagaiaman kami bisa upgrading dan pelatihan melalui kebutuhan pemenuhan secara internal di Garuda. Sedangkan Pilot TNI AU adalah opsi terakhir,” tutupnya. (uji)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama