BPS Riau Catat Tembilahan Inflasi Tertinggi Se-Sumatera

Ekonomi-Bisnis | Rabu, 11 April 2018 - 10:56 WIB

BPS Riau Catat Tembilahan Inflasi Tertinggi Se-Sumatera
ADEN GULTOM Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sepanjang Maret 2018 Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat Kabupaten Indragiri Hilir khususnya Kota Tembilahan mengalami inflasi tertinggi se-Sumatera.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Aden Gultom, Selasa (10/4) mengatakan, selama periode Maret 2018 ini BPS memang mencatat Tembilahan mengalami tingkat inflasi yang sangat tinggi yaitu 1,38 persen dibandingkan dengan dua kota di Provinsi Riau yang juga mengalami inflasi seperti Pekanbaru 0,56 persen, dan Dumai 0,05 persen.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

“Secara keseluruhan di Maret 2018 Povinsi Riau mengalami inflasi 0,55 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 134,56. Sedangkan Inflasi Tahun Kalender Januari hingga Maret 2018 sebesar 0,85 persen, dan inflasi year on year sebesar 3,62 persen. Sedangkan dari 23 kota di Sumatera hanya 19 kota yang mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi pada Kota Tembilahan sebesar 1,38 persen. Kemudian Sibolga 0,79 persen, dan Jambi 0,63 persen,” terangnya.

Selain itu, inflasi yang terjadi di Riau disebabkan adanya kenaikan harga pada enam kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan 1,68 persen, diikuti kelompok sandang 0,62 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,35 persen, serta kelompok kesehatan 0,31 persen.

Bahkan kelompok perumahan seperti air, listrik, gas dan bahan bakar serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan juga mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,06 persen, sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga relatif stabil.

Lanjut Aden, komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau di antaranya cabai merah, bawang merah, ketupat atau lontong sayur, bawang putih, udang basah, ikan serai, dan bensin.

Sementara itu, komoditas yang menahan inflasi (deflasi) antara lain daging ayam ras, telur ayam ras, angkutan udara, dan sayur bayam.

Tak hanya itu saja, deflasi Maret 2018 juga terjadi di empat kota, yang terbesar adalah Kota Lhokseumawe dengan deflasi sebesar 0,25 persen, serta Kota Tual dengan deflasi sebesar 2,30 persen dari 25 kota lainnya.

“Belum lagi melihat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi belakangan ini, BPS memprediksi akan berpengaruh pada inflasi di April 2018 dengan harga bahan pokok seperti cabai merah, cabai putih serta beras,” kata dia.(cr2)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook