Rampok Gaya Koboi Beraksi di Panam

Ekonomi-Bisnis | Rabu, 11 April 2012 - 09:06 WIB

PEKANBARU (RP)- Perampokan menggunakan senjata api layaknya aksi para koboi kembali terjadi di Pekanbaru, Selasa (10/4) sekitar pukul 10.30 WIB.

Dewi Marlina (37), istri Herman (45) seorang pengusaha dumptruck dirampok tiga orang bersenjata api di rumahnya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Peristiwa tersebut terjadi beberapa saat setelah dia tiba di rumah setelah melakukan transfer dan penarikan uang kontan di Bank Mandiri Cabang HR Soebrantas-Panam, Pekanbaru.

Perampok berhasil mengambil paksa uang cash senilai Rp96 juta dan gadget Samsung Galaxy Tab milik korban setelah meletuskan dua kali tembakan.

Drama perampokan ini sendiri terjadi sangat cepat. Dewi pagi itu berencana pergi ke Sumatera Barat untuk urusan keluarga. Sebelum berangkat, ditemani supir, Sukardi dan dua orang adik serta anaknya yang berumur tiga tahun, Dewi mengambil uang di Bank Mandiri Cabang Panam sebesar Rp175 juta.

Uang ini sebagian ditransfer ke tiga nomor rekening, dan sisanya sekitar Rp90 juta lalu dibawa pulang. ‘’Sebelum berangkat, ibu minta tukar mobil Ford Ranger double cabin yang digunakan ke bank terlebih dulu. Karena mobil ini kurang enak dipakai,’’ ujar sang supir, Sukardi (30), saat ditemui Riau Pos.

Dari bank, mobil Ford Ranger double cabin hitam BM 8688 TC yang dikendarai mereka meluncur ke arah rumah. Saat itu, Dewi beserta sang supir dan dua orang adiknya yang berada di dalam mobil tidak mengira bahwa mereka telah diikuti sejak meninggalkan bank.

Setibanya di depan rumah, belum sempat keluar rumah, tiba-tiba satu unit sepeda motor Yamaha Mio Soul berwarna merah BM 5161 NM berhenti tepat di depan mobil mereka. Sementara satu unit Yamaha Mio lainnya yang berwarna hitam dikendarai satu orang, berhenti agak jauh, tepat di gang masuk jalan menuju rumah korban.

Penyergapan seperti ini membuat seisi mobil terkejut bukan kepalang. Tiba-tiba dua orang pengendara sepeda motor mio yang berwarna merah turun, seorang tanpa helm dan hanya mengenakan topi dan jaket berjalan menuju pintu penumpang sebelah kiri. Sementara seorang lagi menggenakan helm berjalan ke arah pintu supir dengan mengangkat kaca helm yang dipakainya.

Serempak, kedua pelaku ini mengeluarkan senjata api, diduga rakitan jenis pistol yang dibawanya.

Sukardi, sang supir sempat coba melawan, namun pelaku yang berdiri di sisinya langsung menodongkan pistol tersebut tepat ke dahi Sukardi. Sadar nyawanya  terancam, supir tersebut akhirnya hanya bisa pasrah.  

Melihat korbannya tak menunjukkan perlawanan, pelaku lainnya yang berdiri di sisi pintu kiri penumpang mengintimidasi. Atas perintah pelaku yang menjaga di pintu masuk gang rumah korban, pelaku lalu menembakkan pistol ke udara satu kali. Setelah itu, pistol yang digenggamnya ditembakkan sekali lagi, kali ini ke bawah hingga mengenai jalan dan berbekas ke lantai jalan yang disemenisasi.

‘’Tasnya langsung diambil sama orang yang menembak dekat ibu. Uang Rp90 juta di dalam tas, Rp6 juta di dalam dompet dan satu Samsung Galaxy Tab punya ibu langsung dibawanya,’’ cerita Sukardi. Setelah berhasil mengambil harta milik korban, ketiga pelaku melarikan diri dengan cepat.

Beberapa warga, di antaranya dua mahasiswa yang mengetahui adanya aksi perampokan ini sempat ingin menolong. Namun karena melihat pelaku membawa pistol dan juga mendengar suara ledakan, mereka urung untuk membantu.

‘’Saya lagi melayani pembeli, tiba-tiba dengar suara tembakan. Saya cuma beraninya lihat dari jauh,’’ ujar Diah Rosa, pemilik warung nasi yang berada tak jauh dari lokasi kejadian.

Dijelaskan Diah, dua orang mahasiswa, Bayu dan Fajar yang saat itu sedang menuju warung nasi miliknya sempat mau menolong, namun akhirnya tidak jadi. Bayu, mahasiswa yang sempat ingin menolong itu mengatakan, ia takut terkena tembakan saat itu. ‘’Mau gimana lagi, saya lebih baik sembunyi. Bisa saja saya yang akhirnya ditembak,’’ jelas Bayu.

Pantauan Riau Pos di rumah korban, kerabat dan sanak saudara banyak yang berdatangan untuk mengetahui kondisi Dewi beserta keluarga usai insiden tersebut. Dewi sendiri tampak masih terpukul saat itu. Dengan mengenakan baju berwarna merah, dia tak henti-hentinya menangis menunjukkan rasa trauma dan shock akibat perampokan yang terjadi pada dirinya.

Di depan rumah korban, polisi tampak sudah selesai melakukan olah tempat kejadian perkara. Lokasi di mana pelaku menembakkan senjatanya ke bawah diberi lingkaran dan di sana terlihat lubang kecil bekas tembakan itu.

Masyarakat sekitar juga tak luput mendatangi rumah korban. Beberapa orang hanya berdiri di luar dan melihat bekas tembakan, sementara beberapa lainnya yang mayoritasnya adalah ibu-ibu masuk ke dalam dan mencoba memberikan dukungan moril kepada korban.

Dari pantauan Riau Pos, aksi perampokan ini memang tergolong nekat. Karena dilaksanakan di kawasan padat penduduk. Walaupun di sekitar TKP tidak terlalu padat pemukiman, namun, Jalan Taman Karya yang berinduk ke jalan HR Soebrantas termasuk kawasan padat penduduk.

Kapolsek Tampan, Kompol Rusdel Firdaus saat dikonfirmasi Riau Pos membenarkan adanya peristiwa ini. Dikatakannya, hingga saat ini pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan dan pengembangan. ‘’Mudah-mudahan 2x24 jam sudah bisa kita ketahui,’’ jelas Kompol Firdaus.

Dijelaskannya, pelaku diduga sudah mengikuti sejak korban meninggalkan bank. ‘’Korban saat itu tidak meminta bantuan pengawalan polisi saat membawa uang,’’ jelasnya lagi.

Hingga saat ini, Kapolsek memaparkan, salah seorang pelaku sudah diketahui identitasnya. ‘’Identitas pelaku sudah kita kantongi, pengejaran dan pelacakan masih kita lakukan. Sementara ini, barang bukti yang kita amankan dari rumah korban adalah serpihan peluru yang ditembakkan pelaku. Pistol yang digunakan dari identifikasi terhadap pecahan peluru itu adalah pistol rakitan,’’ ungkap Kapolsek.

Kapolresta Pekanbaru, Kombes Drs R Adang Ginanjar kepada Riau Pos melalui Kasat Reskrim, AKP Arief Fajar SH SIK mengatakan pihak kepolisian tak henti-hentinya mengimbau masyarakat jika membawa uang dalam jumlah besar bisa meminta pengawalan kepada pihak kepolisian. ‘’Masyarakat bisa meminta tolong untuk diantar demi keamanan dan itu tidak dipungut bayaran sama sekali. Ini untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,’’ jelasnya.

Sementara itu, Krimonolog, Dr Syahrul Akmal Latif MSi menilai, perampokan dengan menggunakan senjata api seperti ini bisa terjadi karena para pelaku ingin dengan segera menuai hasil dari kejahatan yang dilakukannya.

Dengan menggunakan senjata api, mereka akan memaksa korbannya untuk takut dan akhirnya menuruti apa yang diinginkan pelaku ini.

‘’Sekarang masih proses pembasmian sipil bersenjata, sebagian dari ini adalah pelaku kejahatan yang menggunakan senjata rakitan. Adanya eksekusi dengan menggunakan senjata api seperti ini supaya aksinya bisa cepat,’’ urai Syahrul.

Di Pekanbaru sendiri, aksi perampokan seperti ini bukanlah barang baru. Data Riau Pos, pada 2011 saja setidaknya ada dua kasus perampokan besar yang belum terungkap hingga kini.

Aksi perampokan yang sempat menyita perhatian masyarakat di antaranya adalah perampokan terhadap Kantor Unit Bank Rakyat Indonesia (BRI) Jalan Darma Bakti No 6, Kelurahan Labuh Baru, Kecamatan Payung Sekaki, Sabtu (24/9/2011) dini hari.

Akibat perampokan ini, uang sebanyak Rp378 juta dari total Rp408 juta yang berada di dalam brangkas raib dibawa kabur kawanan perampok.

Kejadian mengejutkan juga terjadi saat, Eti (34), warga Jalan Riau Ujung Gang Bakung, Kecamatan Payung Sekaki, menjadi korban perampokan empat pengendara sepeda motor, Jumat (18/11/2011) pagi sekitar pukul 11.00 WIB.

Saat itu, korban yang baru saja keluar dari gudang miliknya di Jalan Riau Ujung Gang Karya Abadi, Kecamatan Payung Sekaki dengan menggunakan mobil Jazz silver BM 1734 QE, dipepet oleh empat orang pria dengan menggunakan dua sepeda motor.(ali)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook