JAKARTA (RIAUPOS.CO)-Indonesia akan memulai lagi proyek mobil listrik Nasional pasca sempat berhenti beberapa waktu lalu. Saat mulai melangkah, ternyata ada pihak-pihak tertentu yang dinilai akan merasa tak senang alias terganggu. Siapakah itu?
Ketua Tim Mobil Listrik Nasional dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agus Purwadi, menyebut pihak yang merasa terganggu adalah industri otomotif yang selama ini menjual kendaraan dengan menggunakan bahan bakar minyak (BBM).
Selama ini, industri otomotif yang menggunakan BBM memiliki perputaran uang sangat besar di Indonesia. Masuknya mobil listrik yang merupakan kendaraan masa depan Indonesia dianggap bisa mengambil pasar mobil BBM itu.
Apalagi, Indonesia akan membangun industri mobil listrik secara mandiri, termasuk komponen sehingga mengurangi ketergantungan mobil impor.
"Musuh kita yang nyata ialah industri otomotif yang sekarang menggunakan BBM nanti pasar akan beralih. Per tahun, industri otomotif menggunakan BBM perputaran uanganya bisa mencapai Rp250 triliun," ujar Agus di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (10/3/2016).
Selain itu, hadirnya mobil listrik jelas saja akan mengurangi konsumsi BBM. Hal ini, tentunya akan membuat industri migas merasa tidak nyaman. "Termasuklah (industri) minyak juga," katanya.
Maka konsumen otomotif sekarang ini hendaklah pikir-pikir dulu mau beli kendaraan yang menggunakan BBM. Empat tahun lagi dipercaya mobil listrik Nasional akan berseliweran di jalanan Indonesia yang diakui lebih hemat 30 persen dibanding mobil yang menggunakan BBM.
Laporan : dtfinance
Editor : Aznil Fajri