Permintaan Global Turun, Logistik Maksimalkan Domestik

Ekonomi-Bisnis | Rabu, 11 Januari 2023 - 11:48 WIB

Permintaan Global Turun, Logistik Maksimalkan Domestik
Aktivitas pengiriman barang melalui jalur laut di Kalimas Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Selasa (10/1/2023). (PUGUH SUJIATMIKO/JAWAPOS)

BAGIKAN



BACA JUGA


JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pengusaha logistik menilai bahwa penguatan pasar domestik bakal menjadi kunci penting bagi pelaku bisnis angkutan barang untuk menghadapi tantangan ekonomi pada 2023. Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) memprediksi prospek logistik dalam negeri masih tinggi.

Ketua Umum DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi menyatakan, prospek tersebut didorong proyeksi tingkat konsumsi yang masih relatif tinggi. Konsumsi itulah yang diharapkan bakal menjadi faktor penggerak logistik. ''Untuk bisa menerjang badai ekonomi pada 2023 tersebut, pasar domestik bisa menjadi kunci. Kita mesti menguatkan potensi tersebut,'' ujarnya, Selasa (10/1).


Yukki menambahkan bahwa berkurangnya permintaan global berdampak pada kinerja perusahaan, terutama bagi industri berorientasi ekspor. Dampaknya berbuntut pada risiko beban operasional dan pemutusan hubungan kerja (PHK). ''Dukungan pemerintah sangat penting untuk menjaga daya beli masyarakat,'' ucapnya.

ALFI optimistis 2023 bisa menjadi tahun yang transformatif apabila pelaku usaha mampu mengidentifikasi peluang pasar. Berkaitan dengan cost operasional, Yukki menyebutkan salah satunya adalah pemanfaatan energi terbarukan. ''Indonesia diberkahi dengan berbagai mineral dan potensi energi terbarukan. Oleh karena itu, hilirisasi penting supaya bisa ada nilai tambah di berbagai sektor,'' katanya.

Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira  menyebutkan bahwa penurunan biaya logistik bisa menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan investasi pada 2023. ''Menurunkan biaya logistik dari kondisi saat ini yang sebesar 23,5 persen PDB. Pembangunan infrastruktur perlu berkorelasi dengan efisiensi logistik,'' ujarnya.

Selain menekan biaya logistik, pemerintah bisa meningkatkan promosi investasi ke negara alternatif sembari mengembangkan kawasan industri yang berdaya saing, termasuk mendorong peran aktif pemerintah daerah dalam menyelesaikan hambatan investasi di daerah. ''Efektivitas pemberantasan korupsi didorong sehingga biaya perizinan dan lain-lain jauh lebih rendah,'' tambahnya.(agf/c12/dio/jpg)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook