KAMPAR (RP) - Perlahan tapi pasti, Kabupaten Kampar terus menggeliat untuk menjadi sentra bawang merah di Sumatera.
Tahun depan, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Kampar membikin target untuk menanam bawang merah seluas 110 hektare di 21 kecamatan yang ada.
‘’Luas lahan tiap kecamatan berbeda. Tergantung ketersediaan lahan. Yang jelas luasan 110 hektare ini menuju pada luasan yang ditargetkan oleh Bupati Kampar, 50 hektare per kecamatan atau 1050 hektare. Kita bikin berangsur supaya hasilnya lebih maksimal,’’ kata Kadistanak Kabupaten Kampar, Cokroaminoto Senin (9/12).
Agar perencanaan dan pelaksanaan penanaman bawang merah seluas 110 hektare lancar, dari pagi hingga Senin (9/12) sore semua kepala bidang, kepala unit pelaksana teknis (UPT) dan staf Distanak Kampar menjalani orientasi teknis budidaya bawang merah di komplek pilot project bawang merah di Desa Sei Geringging Kecamatan Kampar Kiri.
‘’Kami sekalian menggelar rapat teknis bulanan soal target kerja 2013 dan persiapan pekerjaan di 2014. Alhamdulillah, ada 51 orang kami berkumpul di sini,’’ terang Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura, Hendri Dunan.
Hasil orientasi teknis budidaya bawang merah ini cerita Hendri Dunan, akan dibawa oleh semua kepala UPT ke daerah masing-masing.
‘’Di sana nanti mereka akan sosialisasi soal budidaya bawang merah ini. Mudah-mudahan dengan sosialisasi itu masyarakat tertarik untuk bertanam bawang merah. Syukur-syukur mereka mau berusaha swadaya. Sebab tanaman ini memang punya prospek bagus dengan siklus panen yang singkat. Hanya 60 hari,’’ terang Hendri Dunan.
Bagi perwakilan Dewan Bawang Merah Nasional (DBMN) yang sehari-hari menjadi pengawas lapangan pilot project bawang merah Geringging, Lukman, rencana Distanak tadi ada lantaran bawang merah memang cocok tumbuh di Kampar.
‘’Bawang merah pilot project varietas Bima ini akan segera panen. Yang bakal dipanen ada 2,5 hektare dari 8 hektare yang sudah tanam. Kita perkirakan hasil perhektarnya 8 ton. Syukur-syukur bisa 10 ton per hektare. Hasil ini sudah sama dengan standar di Jawa. Sebab bawang merah yang ditanam di musim hujan, memang hasilnya segitu,’’ kata Lukman saat memberikan materi teknis budidaya bawang merah di komplek pilot project bawang merah itu, Senin siang (9/12).
Hasil ini, kata Lukman sudah 100 persen dari estimasi Yulbahar, Direktur Sayur, Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian yang berkunjung ke komplek pilot project itu dua pekan lalu.
Lukman belum bisa memastikan apakah hasil panen pilot project bawang merah nanti akan untung. ‘’Tapi balik modal, insya Allah. Kita tidak boleh mendahului Tuhan, karena bawangnya juga belum dipanen,’’ tambahnya.
Hanya saja, Lukman menyarankan supaya bertanam bawang merah itu di tanah darat, bukan tanah bergambut, biar hasilnya lebih maksimal.
‘’Lahan yang di Balai Benih Unggul di komplek ini, sudah bisa dipakailah. Sebab sistim drainasenya sudah bagus. Terus soal hasil juga tergantung bibit. Yang kita pakai kan bibit varietas Bima. Yang bagus itu varietas Ilokos yang bisa menghasilkan di atas 15 ton,’’ katanya.
Bupati Kampar Jefry Noer mengaku senang dengan perkembangan bawang merah itu. apalagi tiap bonggol bawang merah itu ada yang mencapai 12 siung. Maklum, sebelumnya banyak orang apatis soal kehidupan bawang merah di Kampar.
‘’Jadi, kalaupun ada orang apatis dengan sesuatu, jangan langsung ditelan begitu saja. Tapi usahakanlah dengan sungguh-sungguh. Sebab tak ada yang tak mungkin kalau kita serius mengusahakannya dan berdoa kepada Allah,’’ ujar Jefry.(adv/a)