JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pemerintah mengumumkan bahwa harga mie instan akan naik hingga tiga kali lipat imbas dari perang Rusia dengan Ukraina. Hal tersebut terjadi lantaran selama ini pasokan gandum yang menjadi bahan baku pembuatan mi instan berasal dari negara itu.
Selama ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan Indonesia mengandalkan pasokan gandum impor dari Rusia dan Ukraina. Oleh karena itu, saat cadangan gandum sebanyak 180 juta ton tidak bisa keluar dari dua negara tersebut, Indonesia harus bersiap untuk membeli bahan baku tersebut di tempat lain dengan harga yang lebih tinggi.
JawaPos.com mengunjungi toko grosir yang ada di Pasar Kencar, Jakarta Barat, untuk mengecek harga mie instan yang dikabarkan bakal naik tersebut. Salah satu penjaga toko tersebut mengatakan bahwa harga mie instan semua merek di tokonya sudah naik di harga Rp3.000 per bungkusnya.
“Semua, mau yang soto, goreng, ayam bawang. Merek apapun juga harganya sama segitu,” katanya, Rabu (10/8/2022).
Sebulan sebelumnya, harga mi instan di tokonya biasa dijual dengan harga Rp 2.500 untuk semua merek mi instan. Ia mengaku tidak tahu alasan harga mi instas terus-menerus naik.
“Udah dari sananya begitu,” imbuhnya.
Sementara itu, untuk harga per dus yang berisi 40 pcs, penjaga toko tersebut mengaku pernah membeli Indomie goreng dengan harga mencapai Rp 120 ribu. Sebelumnya, harga per dus mi instan Indomie goreng hanya dibandrol Rp 112 ribu sampai Rp 114 ribu.
Hal yang sama juga terjadi di toko kelontong lain di daerah Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat. Harga mi instan rerata sudah ada di angka Rp 3000 per bungkusnya.
“Naik Rp 400-500,” jelasnya.
Penjaga toko kelontong tersebut mengatakan bahwa harga mi instan memang belakangan ini terus naik.
“Orang bahan pokok aja naik,” katanya. “Jangankan mi, ini kopi-kopi juga pada naik, kok,” pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Eka G Putra