REKONSTRUKSI PEMBUNUHAN GURNING

Asep Terima Tiga Telepon Misterius sebelum Membunuh

Ekonomi-Bisnis | Selasa, 10 Juli 2012 - 07:03 WIB

Laporan M ALI NURMAN, Pekanbaru redaksi@riaupos.co

Polisi akhirnya menggelar rekonstruksi pembunuhan terhadap Halomoan Gurning (55), warga Jalan Mekar Sari, Kecamatan Bukitraya, pengusaha dan pemilik alat berat yang tewas dibunuh Kamis (10/11/2011) malam sekitar pukul 20.02 WIB saat berada di Rumah Makan Pondok Gurih. Rekonstruksi  digelar Senin (9/78) dan mendapat perhatian dari masyarakat banyak.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Rekonstruksi pembunuhan Halomoan Gurning ini dikawal ketat oleh puluhan aparat kepolisian. Sementara, masyarakat sekitar tampak menyemut ingin melihat jalannya rekonstruksi.

Dalam rekonstruksi, Almarhum Gurning dan Asep diperankan oleh anggota polisi. Lokasi pertama rekonstruksi dilakukan adalah di Kedai Lontong Bude tak jauh dari Jalan Ronggowarsito persimpangan Jalan WR Supratman, tempat dimana Ridwan Syahputra (21) alias Wawan dan Asep bertemu sekitar pukul 16.00 WIB.

Orang pertama yang berada di sana adalah Wawan. Ia tiba setelah dihubungi Asep untuk bertemu di sana. Tak berapa lama tiba, Wawan lalu menghubungi Asep dan mengabarkan bahwa ia sudah standby di kedai itu.

Asep adalah orang berikutnya yang datang. Begitu tiba di sana, Ia ikut duduk bersama Wawan. Di sinilah Asep menerima sebuah telepon dari seseorang.

Diduga, orang yang berbicara di telepon itu yang mengabarkan keberadaan korban. Karena, usai menerima telepon, Asep lalu mengajak Wawan untuk pergi.

Keduanya lalu bergerak dengan menggunakan sepeda motor Satria FU yang dikemudikan Wawan menuju arah Jalan Sudirman.

Setibanya tak jauh dari SPBU di seberang Rumah Makan Pondok Gurih, keduanya lalu berhenti. Di sini, Asep kembali menerima telepon.

Di lokasi ini, keduanya hanya berhenti sebentar. Usai menerima telepon tersebut, keduanya lalu memacu sepeda motornya ke arah Bandara SSK II dan berhenti di arah ke luar Gapura yang ada di sana.

Di sini, kedua pelaku berhenti dan menunggu tepat dibawah Gapura tersebut. Tak berapa lama menunggu, Asep kembali menerima telepon di sini.

Selang beberapa menit kemudian, korban melintas bersama supirnya menggunakan mobil Toyota Hillux dari arah dalam menuju ke Jalan Sudirman, saat itu mobil korban lewat melintas kedua tersangka.

Setelah mendapati korbannya, kedua pelaku lalu membuntuti kemana arah mobil itu. Mobil yang ditumpangi korban ini ternyata mengarah ke Jalan Parit Indah, tepatnya di gudang alat berat miliknya.

Kedua pelaku yang membuntuti lalu berhenti di kedai tak jauh dari gudang korban tersebut.  

Sambil menunggu, kedua pelaku terus memperhatikan kemana arah korban selanjutnya, dan menunggu waktu yang tepat untuk mengeksekusi korban.

Usai dari gudang ini, mobil korban yang keluar selanjutnya berjalan ke arah Rumah Makan Pondok Gurih.

Di sinilah, sekitar pukul 20.02 WIB eksekusi dilakukan pelaku. Wawan yang membawa sepeda motor menurunkan Asep tepat di depan pintu masuk Rumah Makan Pondok Gurih setelah korban lebih dahulu turun dari mobilnya, mobil itu sendiri kemudian pergi.

Wawan segera memarkirkan sepeda motornya di samping pintu masuk rumah makan dengan menghadap ke arah luar dan dalam keadaan mesin masih hidup.

Korban yang baru empat langkah masuk ke dalam rumah makan langsung dibacok dari belakang oleh Asep. Tiga kali bacokan di bagian kepala belakang hingga ia terjatuh dan dua kali dibagian muka setelah korban terkapar di lantai rumah makan.

Setelah mengeksekusi korban, Asep bergegas lari ke arah Wawan dan memerintahkan untuk memacu sepeda motor ke luar areal rumah makan.’’Gas cepat,’’ ujar Asep kepada Wawan.

Begitu mereka tiba di pintu gerbang keluar, security yang ada di sana sempat coba menghentikan, namun karena diacungi parang oleh Asep, security itupun mundur.

Kedua pelaku yang baru saja membantai korban lalu kembali ke lokasi pertama mereka bertemu. Di sini, Wawan segera pulang, sementara Asep tetap duduk-duduk.

Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Drs R Adang Ginanjar melalui Kasat Reskrim AKP Arief Fajar Satria SH SIK kepada wartawan mengatakan sekonstruksi ini digelar dalam sekitar 30 adegan.

’’Sesuai jalur rekonstruksi yang ada, dilaksanakan untuk memperjelas perkara pembunuhan tersebut. Agar keterangan saksi dan keterangan lainnya bisa sama. Ini berguna jika tersangka mengubah keterangannya, kita sudah mempunyai bukti dan alasan yang kuat,’’ terang AKP Arief. Dikatakannya lagi, dari rekonstruksi ini belum ditemukan fakta dan bukti baru yang terkait dengan pembunuhan yang dilakukan kedua tersangka.’’Untuk fakta baru belum, sementara masih dalam penyelidikan,’’ katanya.

Sementara itu saat ditanyakan, telepon dari siapa yang diterima Asep hingga tiga kali mulai dari di lokasi pertemuan awal dengan Wawan hingga di gapura dekat Bandara SSK II, Kasat Reskrim belum mau mengungkapkan hal tersebut.

 Ia menjelaskan siapa yang menelepon itu masih diselidiki.’’Itu masih kita selidiki,’’ jelasnya. Hal yang sama juga dikatakannya ketika ditanyakan mengenai siapa otak pelaku pembunuhan ini.’’Otak pelaku nanti, masih kita selidiki,’’ pungkasnya.

Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, misteri pelaku di balik kematian Halomoan Gurning (55), pengusaha alat berat yang dibacok, Kamis (10/11/2011) sekitar pukul 20.02 WIB di Rumah Makan Pondok Gurih, Pekanbaru, mulai terkuak.

Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Drs R Adang Ginanjar mengatakan eksekutor menerima bayaran Rp550 juta untuk menghabisi nyawa warga Jalan Mekar Sari, Kecamatan Bukitraya ini.

Namun, Asep Riadi, salah seorang tersangka yang menjadi pelaku pembacokan telah tewas dalam sebuah kecelakaan lalu lintas di Jalan Teuku Umar, Pekanbaru 26 Februari lalu.

Saat ekspose di Mapolresta Pekanbaru, Selasa (19/6), Kapolresta yang didampingi Kabid Humas Polda Riau AKBP S Pandiangan dan Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru AKP Arief Fajar Satria SH SIK menjelaskan bahwa eksekutor pembunuh Gurning dua orang. Eksekutornya, Ridwan Syahputra (21) alias Wawan dan Asep Riadi (24), ungkap Kapolresta.(ali)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook