Kepri Deklarasi Gerakan Sejuta Melayu

Ekonomi-Bisnis | Senin, 10 Juni 2013 - 09:00 WIB

BATAM (RP) - Masyarakat Melayu Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mendeklarasikan berdirinya Yayasan Gerakan Sejuta Melayu (GSM) di Hotel Harmoni One, Ahad (9/6).

Pendeklarasian dilakukan oleh delapan ketua Lembaga Adat Melayu (LAM), Gubernur Kepri HM Sani, Wali Kota Batam Ahmad Dahlan, dan penggagas GSM Oktavio Bintana. “Ini adalah tonggak sejarah. Gebrakan untuk masyarakat Kepri,” kata Oktavio Bintana, Ahad (9/6).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Oktavio mengatakan, cikal bakal berdirinya GSM ini didasari pada keprihatinan melihat kondisi perekonomian masyarakat Melayu Kepri serba terbatas.

Padahal, masyarakat suku lain hidup dalam kondisi yang lebih baik. Masyarakat Melayu Kepri harus cepat berbenah diri. Mereka harus mau bangkit dan mengejar mimpi-mimpinya. Bukan lagi hanya sekadar keinginan belaka.

Gubernur Kepri HM Sani meminta masyarakat Melayu untuk menghilangkan kata ‘nak’. Dalam bahasa Melayu, ‘nak’ itu berarti akan atau dengan kata lain, belum terjadi.

Masyarakat Melayu harus berani untuk terlibat dalam kehidupan ekonomi.‘’’Nak’, ‘nak’, ‘nak’ terus, tak jadi-jadi nanti. Mulai sekarang, buang jauh-jauh kata ‘nak’ itu,” kata HM Sani.

GSM akan berkonsentrasi pada sektor ekonomi. Rencana awal, GSM akan dibuat menjadi semacam yayasan perusahaan. Masing-masing anggota diharapkan dapat menyumbang untuk yayasan ini. Hasil sumbangan itu nantinya akan dikembalikan lagi untuk masyarakat Melayu tempatan.

Perusahaan itu nantinya juga akan diisi oleh orang-orang Melayu tempatan. Hasil pekerjaan mereka nantinya juga akan disumbangkan untuk kelangsungan perusahaan.

Misalnya, untuk beasiswa anak-anak sekolah di Kepri. Atau juga beasiswa bagi mereka yang ingin melanjutkan sekolah ke tingkat pascasarjana di luar negeri.

‘’Yang penting mereka yang terlibat di sini adalah mereka yang berpikir untuk memajukan Kepri. Bagaimana caranya Kepri ini bisa maju,” katanya.

Gubernur Kepri Sani menyebutkan tiga hal yang wajib diperhatikan saat yayasan tersebut mulai terbentuk. Yakni, adanya sikap kooperatif, menciptakan hubungan yang sinergis satu sama lain, dan saling menghargai satu sama lain.

‘’Ide dari adinda Oktavio itu bagus, cukup cemerlang. Bawalah dengan cara yang benar,” pesannya.

Sesaat setelah pendeklarasian, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama zuriat keturunan Laksamana Bintan di Malaysia Datok Nazri Kamal Al-Bentan dan zuriat di Singapura Tengku Muhammad Syawal Ibni Alm Tengku Abdul Azis.

MoU tersebut berisi tentang kesepakatan kerja sama di bidang ekonomi antara Indonesia-Singapura-Malaysia. Seperti pemberian pelatihan kepada masyarakat Melayu Kepri.

‘’Tidak ada keinginan apa-apa di balik ini. Melayu harus maju. Kepri harus bangkit,” kata penggagas GSM Oktavio Bintana.(ceu/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook