JAKARTA (RIAUPOS.CO) - PT Bank Bukopin Tbk (Bukopin) berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp140 miliar pada triwulan I tahun 2018. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan realisasi laba sebelum pajak sepanjang tahun 2017 yang mencapai Rp122 miliar.
Capaian laba tersebut didorong oleh realisasi penyaluran kredit dan pembiayaan syariah Bank Bukopin per 31 Maret 2018 mencapai Rp71,8 triliun dan mobilisasi dana pihak ketiga sebesar Rp90,1 triliun.
Berkat kinerja tersebut, aset Perseroan per triwulan I tahun 2018 mencapai Rp107,7 triliun. “Pencapaian kinerja kami pada triwulan pertama tahun ini menunjukkan bahwa kinerja Bank Bukopin telah kembali on track. Kami optimistis hingga akhir tahun ini kinerja Perseroan minimal akan kembali seperti pada tahun 2016,” ujar Direktur Utama Bank Bukopin, Eko Rachmansyah Gindo, Senin (9/4).
Eko menjelaskan, peningkatan kinerja Perseroan pada tahun ini digerakkan oleh tiga faktor. Yaitu perbaikan kualitas kredit, penurunan biaya dana, dan peningkatan rasio pencadangan (CKPN).
Pada sisi kualitas kredit, hingga 31 Maret 2018 rasio NPL net Bank Bukopin mencapai 4,47 persen. Turun 1,90 persen dibandingkan dengan posisi NPL net per 31 Desember 2017 yang tercatat sebesar 6,37 persen.
Dari sisi rasio kecukupan modal, posisi CAR Bank Bukopin pada periode yang sama mencapai 11,09 persen. Meningkat 0,57 persen dibandingkan dengan posisi CAR pada 31 Desember 2017 sebesar 10,52 persen.
Menurut Eko, Bank Bukopin akan memacu pertumbuhan kinerja pada tahun 2018 dengan melakukan perbaikan kualitas, peningkatan efisiensi, dan mengoptimalkan proses digitalisasi. Melalui strategi tersebut, manajemen Bank Bukopin optimistis target kinerja yang ditetapkan tahun 2018 dapat terealisasi.
Dalam jangka pendek, Bukopin fokus memperbaiki kinerja melalui penyelesaian kredit bermasalah dan ekspansi kredit. Sementara jangka panjang, Bukopin menyiapkan sejumlah program strategis. Memacu pertumbuhan aset berkualitas. Memperbaiki struktur dana pihak ketiga, optimalisasi profit berbasis skala ekonomi, dan menyiapkan bisnis masa depan melalui bisnis start up dan aliansi fintech serta menjangkau nasabah baru dari generasi milenial.
Tahun ini, Bank Bukopin menyiapkan sedikitnya 7 strategi bisnis untuk memacu pertumbuhan kinerja. Yaitu meluncurkan layanan Flexy Bill, memacu penyaluran kredit properti dan promo kartu kredit. Memperkuat sinergi pembiayaan kendaraan bermotor dengan Bukopin Finance, tabungan digital Wokee, program kredit personal, dan BNV Labs. “Flexy Bill merupakan salah satu produk andalan Bank Bukopin tahun ini,” papar Eko.
Flexy Bill adalah fasilitas pembiayaan tagihan listrik kepada pelanggan PLN, di mana pelanggan dapat memanfaatkan mundurnya waktu pembayaran tagihan listrik sampai dengan 6 bulan, tetapi PLN dapat tetap menerima pembayaran rutin setiap bulan dari Bukopin.
Eko berharap layanan ini dapat meningkatkan kualitas dana Bank Bukopin sekaligus memperbaiki kualitas kredit dan memacu pendapatan Perseroan dari feebased income.(mys/lim)