ROKAN HULU (RIAUPOS.CO) - ANJLOKNYA harga jual Karet membuat Kehidupan masyarakat Khususnya petani Karet di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) makin sulit.
Melihat kondisi itu, Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu sudah menyiapkan sejumlah solusi jangka pendek dan panjang untuk mengatasi persoalan tersebut.
Harga jual karet di Rohul, saat ini mencapai Rp5.000 hingga Rp6.000 per kilogram.Sementara menurut petani, standar harga karet untuk bisa mencukupi kesejahteraan petani minimal Rp10 ribu per kilogram.
Untuk mengatasi hal itu, Bupati Rohul Drs H Achmad MSi menyatakan, dalam jangka pendek, Pemkab Rohul telah menyiapkan program tanaman holtikultura sebagai tanaman sela seperti kacang kedelai.
Selain harganya bagus, panen kacang kedelai juga jauh lebih singkat. sehingga ke depan jika harga karet anjlok, kacang kedelai bisa menutupi.
‘’Kedelai itukan harganya bagus panennya singkat, ini akan kita galakkan, kita sudah dapatkan bantuan benih dari pemerintah pusat sekitar 2.000 hektare yang nantinya akan didistribusikan ke petani karet’’ ungkap Bupati Rohul Drs H Achmad MSi, Selasa (8/3) di Pasirpengaraian.
Selain Kedelai, lanjutnya untuk jangka panjang, Pemkab Rohul sudah menyiapkan program pengembangan budidaya kurma sebagai bagian dari program jangka panjang dalam mengantisipasi anjloknya harga komoditas perkebunan.
Saat ini, jelasnya, Pemkab Rohul sudah mengirimkan utusan untuk mempelajari pembudidayaan kurma dan siap diaplikasikan di belakang Kampus Institut Sains alQuran (ISQ) Syekh Ibrahim.
Sebagai tanaman yang memiliki banyak manfaat, katanya, budidaya tanaman kurma, diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Rohul ke depan.Selain buahnya yang berharga mahal, kurma juga bisa diolah menjadi berbagai produk, sehingga membangkitkan usaha kecil menengah.
‘’Kurma ini tidak hanya untuk makanan buka puasa saja, tapi bisa dibuat produk lain, bisa dibikin jus, dodol dan bahan baku obat-obatan dan macam-macam manfaatnya, ini bisa membangkitkan usaha kecil menengah di daerah kita.’’jelasnya Optimis.
Saat ini, harga kurma perkilonya, mencapai Rp150 ribu perkilogram, harga kurma ini 15 kali jauh besar dibandingkan dengan harga sawit yang hanya seharga Rp1.200 per kilogram, dan karet Rp6.000 perkilogram.Apalagi, jangka waktu berbuah kurma relatif cepat yakni 3 tahun hampir sama seperti sawit.
Selain itu, pangsa pasar kurma di Pasar Dunia juga cukup menjanjikan.‘’Bukan saja di negara asalnya di dataran arab. Negera-negara Asia, Eropa dan Amerika juga senagat meminati tanaman ini untuk bahan baku pembuatan obat,’’tuturnya.(adv/a)