JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kontribusi swasta kian dominan dalam proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengatakan, pemerintah memang memiliki keterbatasan dana dalam pengembangan koridor ekonomi.
‘’Karena itu, kami mendorong peran aktif swasta dan BUMN,’’ ujarnya akhir pekan lalu.
Merujuk data Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI), realisasi groundbreaking MP3EI hingga akhir 2013 tersebar di 6 koridor ekonomi.
Yakni Koridor Sumatera senilai Rp133,16 triliun, Koridor Jawa Rp296,34 triliun, Koridor Kalimantan Rp176,79 triliun, dan Koridor Sulawesi Rp62,72 triliun. Lalu Koridor Bali-Nusa Tenggara Rp53,85 triliun dan Koridor Papua-Maluku Rp105,86 triliun.
Armida yang juga Wakil Ketua KP3EI menyebut, peran pembiayaan swasta memberikan kontribusi terbesar sebanyak 39 persen atau setara Rp323,32 triliun.
Berikutnya diikuti kontribusi BUMN dengan porsi 25,7 persen senilai Rp212,88 triliun, dan sumber campuran 19,4 persen atau Rp160,82 triliun.
‘’Sedangkan kontribusi pemerintah paling kecil, hanya 15,9 persen atau senilai Rp131,71 triliun,’’ jelasnya.
Menurut dia, investasi terbesar MP3EI dialokasikan pada sektor infrastruktur senilai Rp279 triliun. Kemudian pertambangan Rp268 triliun, industri manufaktur Rp137 triliun, dan sektor energi Rp108 triliun.
Sedangkan sisa Rp36,7 triliun lainnya tersebar di berbagai sektor. ‘’Dengan prospek ekonomi Indonesia, sektor-sektor ini memang efektif menarik bagi investor,’’ katanya.
Terkait target MP3EI pada 2014, Armida mengatakan tahun ini pemerintah menargetkan peletakan batu pertama atau groundbreaking 166 proyek senilai total Rp628,91 triliun.
Dengan begitu, total investasi MP3EI sejak 2011-2014 diproyeksi mencapai Rp1.457,63 triliun. ‘’Indonesia punya potensi besar untuk mewujudkan target itu,’’ ucapnya.
Sekretaris KP3EI Luky Eko Wuryanto menambahkan, target groundbreaking 2014 tersebar di 6 koridor ekonomi dengan total 166 proyek.
Yakni koridor Sumatera Rp111,62 triliun, koridor Jawa Rp67,82 triliun, koridor Kalimantan Rp129,04 triliun, dan koridor Sulawesi Rp79,94 triliun. Kemudian koridor Bali-Nusa Tenggara Rp114,74 triliun dan koridor Papua-Maluku Rp125,75 triliun.
‘’Tahun ini kontribusi swasta juga dominan, mencapai Rp407 triliun atau 64 persen,’’ sebutnya.
Dalam jangka panjang, lanjut Luky, KP3EI menargetkan pada 2025 produk domestik bruto (PDB) per kapita setara 16.180 dolar AS.
‘’Artinya, melalui MP3EI Indonesia siap menghadapi kebijakan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015, dan menjadi pemain kompetitif,’’ ujarnya.(owi/izl)