Pertumbuhan Ekonomi RI Nomor 2 Terbaik di Dunia

Ekonomi-Bisnis | Jumat, 10 Januari 2014 - 09:29 WIB

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Menjaga stabilitas perekonomian di tengah gejolak ekonomi global merupakan arah kebijakan Bank Indonesia (BI) pada 2013 lalu.

Termasuk dari pengaruh pengurangan stimulus oleh Bank Sentra Amerika Serikat (AS), The Fed.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, meskipun ekonomi Indonesia dihadang gejolak dari luar, namun masih bisa tumbuh 5,7 persen pada tahun lalu. Capaian itu masih menjadi terbaik kedua di dunia.

‘’Pertumbuhan ekonomi di tengah stabilisasi yang dilakukan masih tinggi. Di 2013 kita masih 5,7 persen, nomor 2 terbaik di dunia,’’ ungkap Perry dalam jumpa pers di kantor pusat BI, Jakarta, Kamis (9/1).

Dibandingkan dengan 2012 yang sebesar 6,2 persen, pertumbuhan ekonomi memang mengalami penurunan.

Ini tercatat pada terbatasnya pertumbuhan ekspor akibat melambatnya ekonomi global yang membuat permintaan barang ekspor menurun.

‘’Penyebab pergerakan pertumbuhan masih oleh konsumsi rumah tangga,’’ ujarnya seperti dirilis detikfinance kemarin.

BI di tahun ini menargetkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, yaitu di kisaran 5,8 persen-6,2 persen. Ini sejalan dengan perbaikan ekonomi global di tengah berlanjutnya proses konsolidasi ekonomi domestik mengarah ke kondisi yang lebih seimbang.

Pada kesempatan itu, Perry juga menyatakan soal dampak naik turunnya harga elpiji 12 Kg di awal tahun ini. Menurutnya, kenaikan harga elpiji 12 Kg yang awalnya mencapai 60 persen sudah memberikan andil kepada inflasi Januari.

‘’Kenaikan 67 persen sudah terjadi pada pekan pertama. Itu sudah menyumbang inflasi,’’ ungkap Perry. Kemudian, harga elpiji 12 Kg diturunkan, sehingga hanya naik 17 persen dari harga tahun lalu. Sehingga jika dihitung secara keseluruhan, andil inflasi untuk bulan Januari adalah 0,1 persen.

Seperti diketahui per 1 Januari 2014, PT Pertamina menaikan harga jual gas elpiji ukuran 12 Kg sebesar Rp3.959/Kg. Ini kemudian berlangsung selama 7 hari.

Namun setelah melalui proses yang panjang dan alot, akhirnya Pertamina berubah sikap menaikkan harga jual elpiji 12 Kg hanya Rp1.000/Kg.

Kemarin Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan tingkat suku bunga acuan yaitu BI Rate di angka 7,5 persen. Pemerintah menyambut keputusan ini, karena tidak memberatkan pengusaha kecil.

‘’Saya rasa bagus karena sektor rill kita bisa berjalan dengan baik. Artinya sektor rill kita tetap berjalan dan baik terutama sektor usaha kecil menengah bisa bernafas mereka bisa katakanlah pinjam modal baik untuk kerja maupun investasinya,’’ ungkap Menko Perekonomian Hatta Rajasa di Kantor Kementerian Perekonomian, Lapangan Banteng Jakarta Pusat, Kamis (9/01/2014).

‘’BI cukup pas, karena kalau dinaikkan banyak yang stuck sektor rill kita,’’ ujarnya.

Akan tetapi, Hatta menegaskan, pemerintah tetap menargetkan pertumbuhan ekonomi di tahun ini sebesar 6 persen. Banyak cara yang akan dilakukan pemerintah termasuk salah satunya adalah menjaga defisit neraca perdagangan migas.

‘’Saya tentu kalau dipatok 6 persen (pertumbuhan ekonomi) di 2014 kita harus jaga. Walaupun cukup kerja keras kita, karena banyak tantangan eksternal yang kita hadapi. Tetapi kalau dilihat ada koreksi dari pertumbuhan ekonomi dunia sedikit meningkat. Jadi permintaan akan meningkat. Jadi ekspor kita akan meningkat. Lalu pertumbuhan kita akan naik yang penting stabilisasi harus dijaga jangan sampai ekonomi tumbuh, pertumbuhan naik tetapi transaksi defisit neraca terus meningkat. Artinya kita harus jaga,’’ tegas Hatta.(int/fia)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook