SERPONG (RIAUPOS.CO) – Penjualan D-Max, mobil pick up 4x4 dari Isuzu, melonjak signifikan seiring membaiknya harga komoditas tambang dan perkebunan. Lonjakan penjualan Isuzu D-Max lebih tinggi dari peningkatan penjualan mobil segmen PU 4x4 secara nasional. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor di Indonesia (Gaikindo), sepanjang semester pertama tahun ini atau dari Januari hingga Juni 2018, penjualan mobil pick up 4x4 mencapai 8.336 unit atau naik 15 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar 7.197 unit. Penjualan D-Max sepanjang semester pertama 2018 mencapai 232 unit atau naik 21 persen dari tahun lalu yang sebesar 192 unit.
“Jika dilihat dari growth yang lebih tinggi dari pasar itu, jelas sekali D-Max bisa diterima dengan baik oleh konsumen,” ujar Chief Executive Officer PT Astra International Tbk–Isuzu Head Office Rahmat Samulo di sela-sela ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 di ICE BSD Serpong, Tangerang, Banten dalam rilisnya, Rabu (8/8).
Ia menjelaskan, konsumen terbesar D-Max adalah korporat yang bergerak di industri tambang dan perkebunan. Saat ini, 59,1 persen pasar potensial D-Max ada di lima area yakni Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Riau, Kalimantan Barat, dan sisanya di DKI. Area itu adalah daerah penghasil komoditas tambang dan perkebunan sawit.
Menurut Samulo, spesifikasi D-Max cocok untuk berbagai kondisi medan, bahkan kondisi jalan yang sangat buruk. Sistem penggerak empat roda D-Max sangat mumpuni jika melewati jalan berlumpur dan kondisi ekstrem. Makanya, di daerah pertambangan dan perkebunan, D-Max laku keras. Menurut Marketing Division Head Astra Isuzu, Andy Dwi Zatmoko, kenaikan penjualan D-Max dipengaruhi kenaikan harga komoditas, terutama batu bara. Hal itu terjadi sejak akhir tahun lalu, harga batu bara sudah menyentuh 100 dolar AS per metrik ton.
Menurut Andy, tak hanya karena momentum kenaikan harga komoditas, meningkatnya penjualan D-Max juga karena spesifikasinya yang memiliki keunggulan ketimbang merek lain. D-Max diperkuat mesin commonrail 4JK1-TC HI dengan 2.500 cc. Mesin ini dilengkapi pompa injeksi bahan bakar dengan kontrol elektronik dan dibalut intercooled turbo chargerand VGS (variable Geometry Systems).
D-Max kuat di medan ekstrem karena didukung torsi maksimal 32,6 kgm dan RPM 1.800-2.800, serta power maksimal 138 PS/3.400 RPM. Dengan mesin commonrail, filter BBM dibuat ganda, sehingga residu solar tersaring dua kali. Makanya, mobil ini cocok dipakai di pertambangan, yang mampu mengakomodasi solar tambang. Dengan cara itu, kotoran di solar tambang bisa dikurangi saat masuk mesin. Selain itu, di ujung injektor dipasang pengeras berupa diamond like carbon, atau lapisan karbon di ujung injektor, sehingga pucuk injeksi tidak kerap buntu. Teknologi ini belum dimiliki pesaing.
Andy menjelaskan, D-Max juga memiliki fitur keselamatan anti-lock braking system (ABS) yang dikombinasikan bersama electronic brake distribution (EBA) dan brake assist (BA). Layaknya mobil berpenggerak 4x4, keduanya memiliki transfer case model putar. Menariknya, transisi dari penggerak roda belakang ke 4x4, bisa dilakukan ketika kendaraan melaju.
Tiga Keunggulan
Samulo melanjutkan, sesuai mobil-mobil keluaran Isuzu lainnya, setidaknya ada tiga keunggulan dasar yang juga dimiliki D-Max yakni irit BBM, mesin bandel, dan nyaman. Keunggulan D-Max lainnya adalah harganya yang jauh di bawah kompetitor. Saat ini D-Max dilego dengan harga Rp343 juta dan Rp431,5 juta untuk tipe single cabin serta Rp471,5 juta hingga Rp520 juta untuk tipe double cabin.
Samulo menambahkan, pihaknya juga memberikan layanan purnajual berkualitas untuk para pembeli D-Max, termasuk mengerahkan tim mekanik untuk konsumen korporat yang daerah operasional mobilnya di area tambang atau di tengah hutan.(rls/kom)