Ketua DPR Serukan Langkah Ini pada Pemerintah Antisipasi Perang Dagang

Ekonomi-Bisnis | Minggu, 09 Juni 2019 - 19:04 WIB

Ketua DPR Serukan Langkah Ini pada Pemerintah Antisipasi Perang Dagang
Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo.

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan Cina diyakini sangat berdampak pada Indonesia. Karenanya pemerintah dan wakil rakyat dipandang perlu untuk merumuskan berbagai inisiatif baru untuk menyiasati ketidakpastian global yang semakin meningkat. Inisiatif baru diperlukan agar ekses dari perang dagang itu tidak menimbulkan kerusakan serius di dalam negeri.

Hal itu dikatakan Ketua DPR RI,Bambang Soesatyo. Dia juga meminta agar TNI dan Polri memastikan terjaganya stabilitas keamanan nasional dan ketertiban umum.
Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

’’Oleh karena itu, pemerintah dan DPR tidak boleh pasif. Sebab, bisa dipastikan bahwa kinerja ekspor akan melemah sehingga defisit neraca perdagangan bisa berkepanjangan,’’ katanya, Minggu (9/6/2019).

Menurutnya, laju ekspor sejumlah komoditas unggulan Indonesia seperti minyak sawit mentah atau CPO (crude palm oil) dan karet, tidak akan mulus lagi. Pada saat yang sama, ada potensi pasar Indonesia yang besar akan dibanjiri produk impor. Salah satunya adalah produk baja dari Cina. Dampak ikutan lainnya adalah meningkatnya permintaan valuta asing akibat tingginya volume impor.

’’Tingginya permintaan valuta asing berpotensi mendepresiasi rupiah,’’ ujar Bambang mengingatkan.

Legislator Partai Golkar yang karib disapa Bamsoet ini mengingatkan berbagai kemungkinan buruk itu harus diantisipasi. Pemerintah dan DPR harus bersiasat agar ketidakpastian global itu tidak menimbulkan kerusakan serius. ’’Untuk itu, negara harus kondusif,’’ tegasnya.

Apalagi, lanjut dia, Indonesia memiliki modal dasar yang cukup mumpuni untuk menghadapi karut marut perdagangan global itu. Indonesia masih sangat potensial menarik investasi asing. Pembangunan infrastruktur yang merata di semua daerah juga dapat merangsang investor lokal untuk berbisnis.

Motor pertumbuhan lainnya adalah konsumsi masyarakat yang akan diupayakan tetap tinggi oleh pemerintah. Semua itu masih ditambah lagi dengan naiknya tingkat keyakinan komunitas pebisnis mancanegara, sebagaimana tercermin dari pernyataan tiga lembaga pemeringkat internasional, yakni Standard and Poor’s atau S&P Global Rating, Fitch Ratings dan Moody’s.

Modal dasar itu bisa dieksploitasi untuk mempertebal daya tahan ekonomi nasional. ’’Syarat utamanya adalah terjaganya stabilitas keamanan nasional, ketertiban umum dan terjaganya stabilitas politik,’’ kata Bamsoet.(boy)

Sumber: JPNN.com
Editor: Fopin A Sinaga









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook