PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Menjelang Ramadan dan Idulfitri harga beberapa komoditas mengalami lonjakan dan mengakibatkan inflasi. Oleh karena itu Kantor Perwakilan Bank Indonesia (Kpw BI) Riau menyiapkan langkah strategis untuk mengendalikan inflasi.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Kepala Perwakilan BI Riau Bidang Perumusan dan Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah Teguh Setiadi, dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Pekanbaru, Kamis (8/4).
Ia menjelaskan, ada empat program pengendalian inflasi di tahun 2021 yang dilakukan, yaitu implementasi kerja sama antar daerah, kemandirian pangan lokal, memperpendek rantai distribusi, dan penguatan sinergi.
"Koordinasi di level teknis TPID perlu diperkuat melalui pertemuan rutin untuk membahas kondisi terkini perkembangan harga dan pasokan komoditas, kemudian pengambilan langkah-langkah strategis dalam pengendalian inflasi," jelas Teguh.
Teguh mengungkapkan, terkait kemandirian pangan lokal. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pasokan pangan, PT. Sarana Pembangunan Madani (BUMD Kota Pekanbaru) telah melakukan penandatanganan PKS No.030/SPM-UPJAS/KPW/III/2020 dengan UPJA Kecamatan Bunga Raya tentang Kemitraan Pemasaran Beras di Pekanbaru.
Kemudian, untuk memperpendek rantai distribusi, Berdasarkan kesepakatan bersama No.01/NK/I/2020 tentang kerja sama dalam rangka peningkatan perekonomian daerah serta memfasilitasi Gapoktan produk sayuran untuk melakukan kerja sama pembelian dan penjualan dengan Warung Segar sebagai salah satu platform e-commerce guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemasaran produk dari produsen ke konsumen.
Sementara itu, Sekda Pekanbaru M Jamil mengatakan inflasi Kota Pekanbaru hingga Maret 2021 menunjukkan angka sebesar 0,15 persen (mtm) atau 1,74 persen (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,33 persen (mtm) atau 1,60 persen (yoy).
"Inflasi tersebut juga lebih tinggi dibandingkan Sumatera dan nasional yang masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,02 persen (mtm) dan 0,08 persen (mtm). Secara umum, inflasi masih terpantau rendah dan terkendali," sebutnya.
Lanjut Sekda, pertumbuhan inflasi IHK mengindikasikan perbaikan permintaan, sejalan dengan geliat pemulihan ekonomi. Namun, pertumbuhan tersebut juga diikuti dengan lonjakan tingkat inflasi volatile food yang terindikasi dari mulai naiknya harga aneka cabai dan bawang merah.
Hal ini akan menjadi perhatian TPID Kota Pekanbaru untuk terus menjaga tingkat harga pangan pokok dalam tingkat yang wajar, agar daya beli masyarakat Pekanbaru dapat terus terjaga.
"Selanjutnya, kami sampaikan bahwa ketersediaan bahan pangan pokok di Pekanbaru berada pada jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam periode Ramadan dan Hari Raya Idulfitri," jelasnya.
Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan, cadangan kecukupan bahan pokok dapat sewaktu-waktu ditingkatkan, sejalan dengan telah disepakatinya Kerja sama Antar Daerah (KAD) paxda 22 April 2020 oleh Kepala Daerah se-Sumatera untuk menjamin kecukupan pasokan bahan pangan pokok di masing-masing Kota.
"BUMD Pemkot Pekanbaru di bidang ketahanan pangan, PT Sarana Pangan Mandiri akan memperluas kerja sama dengan berbagai pihak baik dari jenis komoditas maupun dari sisi kuantitas," ujarnya.(anf)