SURABAYA (RIAUPOS.CO) - Badan usaha milik negara (BUMN) didorong terus mengoptimalkan keterlibatan generasi milenial agar mampu menjaga eksistensinya dalam jangka panjang. Menteri BUMN Rini M Soemarno menyatakan bahwa keterlibatan kalangan milenial merupakan sebuah keharusan. Bukan hanya untuk mewujudkan kesinambungan perusahaan pada masa depan, tetapi juga untuk meningkatkan daya saing, baik di dalam maupun luar negeri.
’’Generasi milenial harus benar-benar disiapkan untuk menjadi pemimpin BUMN pada masa depan. Selain itu, saya sangat berharap anak muda Indonesia dapat aktif memberikan masukan yang kreatif dan inovatif kepada BUMN sehingga perusahaan bisa tetap bertahan hingga 100 tahun mendatang,’’ ujarnya, akhir pekan lalu.
Menurut dia, saat ini Indonesia berada di tengah arus perkembangan teknologi yang tidak pernah berhenti. Karena itulah, kondisi cepat berubah. Nah, di situlah generasi milenial berperan melahirkan berbagai inovasi baru guna membantu perusahaan beradaptasi dengan perkembangan zaman.
’’Pimpinan maupun direksi BUMN saat ini yang masuk kategori pascamilenial harus selalu diingatkan anak muda agar tidak salah memanfaatkan teknologi. Tapi, saya harap para direksi BUMN sekarang bisa terus semangat mengikuti perkembangan zaman,’’ tutur Rini.
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin menuturkan, melalui IBD Expo ini, pihaknya bisa memberikan gambaran tentang kontribusi, prestasi, dan bisnis BUMN kepada masyarakat luas, termasuk kaum milenial. ’’BUMN harus dijaga untuk generasi berikutnya karena generasi milenial memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia,’’ jelasnya.
Ahmad memaparkan, di dalam Bank Mandiri, 60–70 persen karyawan berasal dari milenial. ’’Kami harap, ke depannya, generasi milenial ini bisa membuat perusahaan BUMN menjadi perusahaan terbaik untuk menimba karir sehingga bisa berkontribusi membangun negeri,’’ katanya.
Terkait dengan kinerja bisnis perusahaan, saat ini pihaknya berfokus menggenjot kredit sektor infrastruktur. Hingga sekarang, Bank Mandiri telah menyalurkan Rp165 triliun untuk pembiayaan infrastruktur. Misalnya, jalan tol, transportasi, pembangkit tenaga listrik, pelabuhan udara dan laut, hingga konstruksi. ’’Kontribusi paling besar didapat dari segmen transportasi seperti pembangunan LRT di Jakarta. Hingga akhir tahun ini, pertumbuhan kredit kami targetkan 11–13 persen,’’ paparnya.(car/c14/oki/das)
(Laporan JPG, Surabaya)