Perluas Pasar, Kimia Farma Akuisisi Perusahaan Farmasi di Vietnam

Ekonomi-Bisnis | Rabu, 08 Mei 2019 - 13:20 WIB

Perluas Pasar, Kimia Farma Akuisisi Perusahaan Farmasi di Vietnam
ilustrasi Obat-obatan(jpnn.com)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - PT Kimia Farma Tbk berniat mengakuisisi perusahaan farmasi di Vietnam tersebut untuk memperluas pasar.

Direktur Keuangan Kimia Farma IGN Suharta Wijaya mengungkapkan, pendapatan ritel farmasi di Vietnam bisa dua kali lipat jika dibandingkan di Indonesia.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

’’Artinya, satu outlet mereka bisa dua kali kita. Misalnya, pendapatan satu outlet Kimia Farma dalam sebulan mencapai Rp 1,5 miliar. Di sana bisa Rp 4 miliar sebulan,’’ terangnya, Selasa (7/5).

Ada beberapa perusahaan yang dipertimbangkan untuk diakuisisi. Salah satunya, perusahaan yang telah memiliki 400 outlet di Vietnam.

Pihaknya mengincar menjadi pemilik saham mayoritas agar bisa mengendalikan kegiatan operasional perusahaan tersebut.

Namun, salah satu perusahaan yang akan diakuisisi hanya mau sahamnya dibeli secara minoritas.

Selain itu, perseroan masih mempelajari sistem regulasi di Vietnam. Jika regulasi di sana memang tidak memungkinkan untuk menjadi pemegang saham mayoritas, pihaknya bakal membatalkan proses tersebut.

’’Jika regulasinya oke, kami masuk tahun ini. Kalau tidak, lupakan daripada duit kami hilang,’’ katanya.

Selain di Vietnam, Kimia Farma telah memiliki 34 outlet di Arab Saudi melalui akuisisi 60 persen saham perusahaan jaringan farmasi yang bernama Dawaa Medical Limited Company (Dawaa).

Kimia Farma akan bergerak di bidang perdagangan (wholesale) farmasi, kosmetik, alat medis, dan pengelolaan (ritel) di Arab Saudi. Pihaknya juga berniat membangun pabrik farmasi di Arab Saudi.

’’Size perusahannya lebih besar di Vietnam, sedangkan di Arab masih kecil,’’ ujarnya.

Saat ini kontribusi bisnis outlet perseroan di luar negeri baru 10 persen terhadap total pendapatan perseroan.

Jika akuisisi perusahaan ritel farmasi di Vietnam berhasil, kontribusi diharapkan dapat membesar menjadi 15 persen.

Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir menyatakan, pasar farmasi di Vietnam memang memiliki potensi pertumbuhan yang bagus.

’’Jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi mereka lebih tinggi daripada Indonesia. Di sana masih banyak produk impor,’’ ungkapnya. (vir/c14/oki)

Sumber: JPNN.com

Editor: Deslina 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook