PEKANBARU (RP) - Pertumbuhan industri kecil dan menengah (IKM) di Kota Pekanbaru stagnan. Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pekanbaru tahun 2013, jumlah IKM hanya bertambah tiga persen.
‘’Kenaikan IKM dari tahun (2012) hanya 3 persen. Tahun ini (2013), IKM non formal 1.447 usaha batu bata, 356 usaha kerajinan dan pangan. Sedangkan formal (yang punya izin) 132 IKM,” ujar Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru Askardi kepada Riau Pos, Jumat (6/12).
Diakuinya, tidak signifikan pertumbuhan IKM salah satu faktornya kurangnya modal. Sementara pemerintah melalui Disperindag hanya mengalokasikan bantuan untuk peralatan dan pelatihan saja. Apalagi IKM di Pekanbaru termasuk yang kurang mendapatkan perhatian Disperindag.
Disperindag Pekanbaru tidak pernah memberikan bantuan modal untuk pengembangan usahanya. Padahal, setiap tahunnya telah dianggarkan untuk bantuan IKM mencapai lebih Rp1 miliar.
“Tahun ini daalm APBD dianggarkan sebesar Rp1.457.731.207. Itu untuk pelatihan dan bantuan peralatan. Bantuan modal tidak ada,’’ tutur Askardi.
Padahal, katanya yang paling diharapkan industri kecil selain mendapatkan bantuan peralatan, Disperindag dapat memberikan dana segar sehingga industri kecil tetap bertahan.
‘’Memang tidak ada bantuan untuk modal untuk IKM,” katanya lagi.
Penyaluran bantuan peralatan dan pelatihan dilaksanakan hanya sekali dalam setahun dinilai dengan pelatihan yang kerap dilaksanakan Disperindag bidang perindutrian, IKM mampu mengembangkan usahanya tersebut.
“Bantuan peralatan sistemnya diberikan secara bergantian yang belum pernah mendapatkan,” katanya.
Disperindag tidak memiliki target pasti terhadap IKM yang berdomisili di Kota Pekanbaru. Selain, melakukan pelatihan untuk melatih IKM. Padahal IKM salah satu pilar penggerak roda perekonomian. Kementerian Perindustrian termasuk yang paling gencar menginstruksikan pemerintah daerah agar terus mengembangkan IKM.(ilo)