JAKARTA (RP) - Pertamina serius menyiapkan diri menjadi salah satu pelaku utama bisnis energi di level regional dan global.
Kamis (6/12), perusahaan plat merah di bidang minyak dan gas bumi itu meluncurkan delapan proyek unggulan dengan nilai total investasi 15,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp150 triliun.
Delapan proyek itu disiapkan untuk memperkokoh pondasi perusahaan untuk mencapai visi World Class Energy Company dan Asia Energy Champion pada 2025.
Peresmian kedelapan proyek itu dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di atas KRI Makassar-590 yang berlayar mendekati lokasi Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat di Teluk Jakarta.
FSRU termasuk salah satu dari delapan proyek yang merupakan proyek infrastruktur senilai 93,28 juta dolar AS yang dapat menghemat subsidi listrik dari pemakaian BBM oleh PLN sebesar Rp16 triliun per tahun.
SBY yang didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, serta sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu jilid dua bertolak dari Mako Kolinlamil, Tanjung Priok. Rombongan berada di KRI Makassar selama tiga jam.
Selain FSRU, tujuh proyek lainnya adalah Enhanced Oil Recovery Pertamina EP, Pertamina Hulu Energi, dan Pertamina EP Cepu senilai 15 miliar dolar AS.
Kemudian proyek Gas Processing Plant Sungai Kenawang dan Pulau Gading (325 juta dolar AS); NGL Plant Perta Samtan Gas (193 juta dolar AS); proyek Terminal LPG Tanjung Sekong berkapasitas 10 ribu MT (35 juta dolar AS); dan pembangunan SPBG Coco untuk mengurangi subsidi BBM di sektor transportasi (3,7 juta dolar AS).
Dua proyek lainnya adalah pengoperasian tiga unit kapal tanker, yakni Kakap, Meditran, dan Gamkonora, senilai 78,8 juta dolar AS, serta proyek energi terbarukan berupa pengoperasian PLTP Ulubelu Unit 1 dan 2 dengan investasi sebesar 114 juta dolar AS.
Karen menuturkan, Pertamina berkomitmen untuk mencapai cita-cita sebagai perusahaan energi kelas dunia dan berdiri sejajar dengan perusahaan global.
Pertamina, lanjutnya, akan lebih ekspansif menjalankan bisnis di masa mendatang, baik di dalam maupun luar negeri.
Kami siap menjadi lokomotif Indonesia Incorporated, bersinergi dengan BUMN-BUMN lainnya mengharumkan nama Indonesia di percaturan ekonomi dunia melalui ekspansi bisnis, katanya.
Dia menambahkan, proyek-proyek tersebut menjadi bukti Pertamina sebagai tulang punggung ketahanan energi nasional. Presiden SBY mengapresiasi delapan proyek Pertamina itu yang disebutnya bagian dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
MP3EI bukan sekadar wacana yang dilontarkan kaum skeptis dan pesimis, katanya.
Langkah Pertamina juga dinilainya sebagai upaya untuk memenuhi keperluan energi yang semakin meningkat. Dengan jumlah penduduk dunia yang diperkirakan mencapai 9 miliar pada 2045, setidaknya diperlukan tambahan energi dan pangan sekitar 70 persen. Di Indonesia, keperluan energi itu terutama bahan bakar minyak dan listrik.
Kita akan mendiversifikasi sehingga bisa dipenuhi dengan mengintroduksi lebih luas penggunaan bahan bakar gas, kata SBY.
Dalam kesempatan itu, presiden memberikan catatan sejumlah prestasi Pertamina.
Misalnya dalam urusan penerimaaan negara yang makin besar, yakni dari sisi pajak senilai Rp40 triliun, serta tingkat eksplorasi yang terus meningkat. Itu baik bagi penciptaan lapangan kerja baru dan lapangan usaha baru. Dampak positifnya riil, ujar SBY. (fal/jpnn/ila)