JAKARTA (RP) - Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Jero Wacik mengatakan pemerintah sudah memutuskan pengelolaan Blok Siak di Provinsi Riau diserahkan ke Pertamina pasca berakhirnya kontrak selama 50 tahun dengan PT Chevron Pasific Indonesia (CPI).
Kebijakan ini diambil pemerintah sesuai dengan amanat undang-undang karena pasca berakhirnya kontrak dengan swasta, maka yang menjadi perioritasnya adalah perusahaan minyak dan gas milik negara (BUMN).
‘’Karena kita punya Pertamina, maka Pertamina-lah perioritas utama. Nah kalau kemudian BUMD mau ikut, sangat terbuka, kalau ada swasta nasional mau ikut, silakan b to b (bisnis to bisnis, red) dengan Pertamina,’’kata jero Wacik di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (5/12).
Meski opsi pengelolaan Blok Siak yang saat ini dalam masa transisi sudah sangat terbuka, Jero menekankan produksi di ladang minyak itu tidak boleh turun.
Termasuk masa transisi di Blok Kampar yang masih dikelola PT Medco selaku operator sementara.
‘’Jadi sudah terbuka opsinya sekarang. Yang penting produksinya tidak boleh turun dari dua ladang itu, inilah yang sebetulnya kita lakukan. Sepajang Pertamina sanggup, kita berikan,’’ujarnya.
Menteri asal Pulau Bali itu juga tidak menampik mendapat informasi bahwa BUMD di Riau berminat untuk ikut ambil bagian dalam pengelolaan kedua ladang minyak tersebut. Karena itu dia mempersilakan mengikuti mekanisme teknis yang dibuat Pertamina nantinya.
‘’Saya kemarin mendengar BUMD mau ikut, silakan. Berapa mampunya, karena itu juga ada setoran. Kalau ada ikut saham ya ikut setor saham. Jadi silahkan b to b dengan Petamina,’’tegasnya lagi.
Dikonfirmasi terpisah, Direktur Pertamina Hulu Energi Tenny Wibowo saat ditanya mengenai rencana teknis pegelolaan Blok Siak, apakah akan menggandeng BUMD atau swassta nasional, mengaku belum mengetahuinya secara teknis.(fat)