APRIL, PELETAKAN BATU PERTAMA

Investor Malaysia Bangun PKS Rp1,6 T di Kampar

Ekonomi-Bisnis | Kamis, 06 Februari 2014 - 11:18 WIB

KAMPAR (RIAUPOS.CO)  - Perkembangan pembagunan Desa Birandang Kecamatan Kampar Timur bakal berubah drastis, dalam waktu yang tak lama lagi. Di sana bakal ada empat pabrik modern yang dibangun di atas lahan seluas 41 hektare.

Tak hanya dua pabrik kelapa sawit (PKS) berkapasitas masing-masing 60 ton per jam. Tapi juga bakal ada pabrik minyak goreng, mentega dan turunan dari industri CPO, pabrik pupuk dan pembangkit listrik berkekuatan 20 MW. Jika tidak ada halangan, pada April 2014 mendatang, peletakan batu pertama pembangunan kawasan seluas 41 hektare itu dilakukan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Ini adalah komplek pabrik terpadu paling canggih di dunia. Kami menginvestasikan dana sekitar Rp1,6 triliun. Setelah peletakan batu pertama, kami perlu waktu 18 bulan untuk membangun kawasan itu hingga tuntas,’’ kata Julaini Mohammad Saleh, SVP Bisnis and Financial Advisor Malaysian Technology Development Corporation (MTDC).

Julaini yang didampingi Abdul Rahman Yasir dari MTDC dan Mr. Neo serta Neo Soon dari SAWIPac, meninjau lokasi pabrik di Desa Birandang Kecamatan Kampar Timur, Rabu (5/2).

MTDC adalah lembaga resmi pemerintah Malaysia yang menjadi penasihat perniagaan dan pengurus pembiayaan untuk SAWIPac. Sementara SAWIPac sendiri adalah perusahaan join PT Sungai Pinang Malindo yang berinvestasi di Birandang itu.

Jika komplek itu sudah beroperasi, dipastikan harga tandan buah segar (TBS) milik masyarakat di Kabupaten Kampar akan selalu stabil. Sebab itu tadi, crude palm oil (CPO) yang dihasilkan PKS tak dijual ke luar. Tapi diproses di Kampar menjadi industri hilir yang siap pakai.

Limbah-limbah pabrik itu juga tak akan kemana-mana. Sebab bakal diolah menjadi pupuk dan bahan bakar pembangkit listrik yang bisa menerangi seluruh Kabupaten Kampar. ‘’Pokoknya, apa-apa yang dihasilkan di komplek dimanfaatkan,’’ ujar Juliani.

Cikal bakal pendirian pabrik terpadu ini bermula dari pertemuan yang digelar oleh MTDC dan SAWIPac dengan Bupati Kampar Jefry Noer setahun lalu. Dari dua hingga tiga kali pertemuan, investor Malaysia ini langsung tertarik untuk berinvestasi di Kampar.

‘’Naluri bisnis Bupati Kampar menjadi daya tarik investor. Terus, daerahnya strategis dan permintaan minyak goreng tinggi pula. Lokasi pabrik yang dikelilingi kebun kelapa sawit hanya berjarak sekitar setengah jam dari Pekanbaru. Untuk urusan perizinan pun tak payah. Tak sampai sebulan semuanya sudah kelar,’’ cerita Abdul Rahman.

Jefry Noer tak menampik omongan Abdul Rahman. Proses perizinan untuk pabrik itu katanya hanya butuh waktu dua pekan. ‘’Kami sudah menerapkan layanan prima. Sebab itulah kata kunci biar investasi berlomba-lomba datang ke daerah. Hanya saja, yang membikin lama itu justru rekomendasi dari Kementerian Pertanian,’’ katanya.

Kalau pabrik itu sudah berjalan kata Jefry, harga sawit masyarakat akan stabil. Terus harga minyak goreng akan lebih murah.

Sebab pabriknya sudah sangat dekat. Kemudian, aktivitas pabrik itu kelak akan menambah pundi-pundi negara. ‘’Lapangan kerja tentu akan terbuka lebar,’’ kata Jefry.(adv/a)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook