PEKANBARU (RP) - Tim Direktorat Reserse Kriminal Umum Unit Jatanras Polda Riau berhasil menangkap pelaku pembantaian terhadap satu keluarga di Jalan M Yamin Nomor 47 A Kecamatan Senapelan, Pekanbaru, Rabu (4/7) malam.
Pelaku adalah Muhammad Rizal (41), supir keluarga tersebut.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau, Kombes Pol Diat Chardy SIK didampingi Kanit I Ditreskrimum Polda Riau, Kompol Sapta Maulana Marpaung SIK mengatakan, tersangka ditangkap di Jalan Sepakat, Tenayanraya tidak jauh dari rumahnya.
Ia diciduk saat akan membeli makanan sekitar pukul 19.30 WIB. Saat ditangkap, Rizal tidak melakukan perlawanan dan langsung dibawa ke Mapolda Riau untuk menjalani pemeriksaan.
Tampak pelaku memakai baju merah motif kotak-kotak. Ia hanya tertunduk lesu di antara polisi berpakaian preman yang menangkapnya.
Tangan tersangka diborgol ke belakang dan didudukkan di kursi di depan meja penyidik.
Sapta menjelaskan, saat diinterogasi latar belakang pelaku membunuh majikannya sendiri karena sakit hati.
‘’Katanya sakit hati, tapi saat ini masih kita periksa untuk melengkapi pemberkasan,’’ kata Sapta.
Bersembunyi di Masjid
Sapta menceritakan, penangkapan tersebut berasal dari informasi masyarakat yang memberitahukan pernah melihat pelaku di sekitar Jalan Sepakat.
‘’Tersangka tinggal di masjid di sekitar Jalan Sepakat. Ia tinggal di situ karena tidak tahu lagi mau lari kemana. Dia merasa sebatangkara,’’ kata Sapta.
Ketika ditanya apa nama masjidnya, Sapta tidak mengetahui dengan pasti. ‘’Ketika kami tangkap, pelaku sedang berada di jalan akan membeli makan, saat itu anggota yang sudah siap di jalan langsung membekuknya,’’ kata Sapta.
Diterangkan Sapta, bahwa dari introgasi yang dilakukan penyidik, pelaku mengaku kalap dan sakit hati tidak diajak ikut pindah ke Medan. ‘’Keluarga yang dibantainya ini sudah siap-siap pindah ke Medan, tapi pelaku tidak diajak. Karena merasa ketergantungan dengan pekerjaannya dan hanya itulah yang ingin jadi tumpuannya, maka dia sakit hati,’’ ujarnya.
Selama setahun bekerja di sana, banyak hal yang diakuinya dengan pihak keluarga Sukimin, membuatnya sakit hati.
Ditambah lagi, pelaku semakin sakit hati karena ingin meminjam uang pada korban, tapi belum dipinjamkan hingga aksi pembunuhan terjadi.
‘’Dugaan saat ini, tindakan pembunuhan ini dilakukan karena kalap dan akumulasi dari sakit hati pelaku pada korban,’’ kata Sapta.
Pelaku yang masih dalam ruangan penyidikan di kantor unit Jatanras tersebut belum bisa diwawancarai karena masih menjalani pemeriksaan intensif.
Sedikit diulas tentang siapa sebenarnya pelaku, menurut Sapta pelaku pernah mengalami kegagalan rumah tangga. Pelaku pernah menikah dua kali dan saat ini sudah bercerai dari istrinya.
‘’Anaknya ada tiga dan semua di Sijunjung, Sumatera Barat. Istri pertama menceraikannya karena selingkuh dan istri kedua juga meninggalkannya karena pelaku tidak mampu memberikan nafkah,’’ kata Sapta.
Sementara di rumah orangtua pelaku di Jalan H Ismail Tenayan Raya, pelaku juga tidak bersosialisasi dengan baik dengan saudaranya.
‘’Di rumahnya, hubungan pelaku dengan saudaranya juga tidak akur,’’ kata Sapta.
Seperti diberitakan sebelumnya, satu keluarga pengusaha sawit yang beralamat di Jalan M Yamin Nomor 47 A, Kecamatan Senapelan, Pekanbaru bersimbah darah setelah dibantai, Jumat (29/6).
Korban Sukimin (46) alias Amin tewas mengenaskan di lantai 3. Pada bagian perutnya ada bekas tusukan benda tajam.
Tak jauh dari jasad Sukimin, ada istrinya Aliang (32) dan kedua anaknya Jefri (14) serta Tomi (18), dengan posisi terkapar dan bersimbah darah. Ketiganya kritis. Bahkan, Tomi nyawanya tak tertolong dan menghembuskan nafas di rumah sakit.(rul/ali)