EKONOMI BISNIS

Bank Mandiri Optimis Capai Target Rp1.000 Triliun

Ekonomi-Bisnis | Sabtu, 05 Maret 2016 - 18:13 WIB

Bank Mandiri Optimis Capai Target Rp1.000 Triliun
Senior Vice President Corporate Secretary Group Bank Mandiri Rohan Hafas (kiri), Area Head Pekanbaru Agus Sanjaya (tengah), dan Regional CEO Region I/Sumatera 1 Toni Eko Boy Subhari (kanan) saat jumpa pers dengan awak media di Hotel Pangeran Pekanbaru, Jalan Jenderal Sudirman, Kamis malam (3/3/2016).

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sepanjang 2015 lalu, aset Bank Mandiri mencapai Rp910,5 triliun. Padahal 2015 merupakan masa pertumbuhan ekonomi di Indonesia memburuk, namun sebagai bank konvensional mampu melewati keterpurukan ekonomi di tahun tersebut.

 Tak hanya itu, Bank Mandiri juga menaruh optimis mengalami pertumbuhan 10 persen di 2016 atau setara  mencapai Rp1.000 triliun.

Baca Juga :Bank Mandiri Salurkan Kredit ke JMTM Rp100 Miliar

 Demikian diungkapkan Senior Vice President Corporate Secretary  Group PT Bank Mandiri, Rohan Hafas kepada sejumlah wartawan, Kamis (3/3) malam didampingi Regional CEO Region I Sumatera I ( Aceh, Sumut, Riau dan Kepulauan Riau) Toni Eko Boy Subari dan Area Head Pekanbaru Agus Sanjaya di Hotel Pangeran.

“Kami optimis pertumbuhan 2016 meningkat seiring dengan pencapaian di tahun sebelumnya. Dan angka Rp1.000 triliun akan menjadi rekor pencapaian dan kami optimis bisa tercapai,” katanya.

 Ia menjelaskan, capaian Bank Mandiri di tengah perlambatan ekonomi baik nasional maupun dunia di tahun lalu. Di antaranya, kredit bisa tumbuh 12,4 persen naik Rp65 triliun ke angka Rp595,5 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami kenaikan 6,3 persen ke posisi Rp674,4 triliun. Angka kredit bermasalah  di kisaran yang kecil yaitu hanya 0,9 persen.  

  Mandiri mencatatkan rasio penyaluran kredit (loan to deposit ratio, LDR) sebesar 87,68 persen. Bank Mandiri tergolong bank yang sangat sehat dengan rasio kecukupan modal  (capital adequacy ratio, CAR) yang mencapai 21 persen. Tak hanya itu, Bank Mandiri juga mencata laba sebesar Rp20,3 triliun dengan persentase keuntungan sebesar 0,11 persen.

 Perseoran yang tercatat di bursa efek dengan kode saham BMRI itu mencatatkan pertambahan modal menjadi Rp119,5 triliun. Angka itu belum termasuk pada revaluasi aset yang diperkirakan bisa mencapai Rp23 triliun.

“Berbagai pertumbuhan terutama dari sisi kredit bisa dilihat juga per sektor. Misalnya kredit investasi mengalami kenaikan menjadi Rp167 triliun, kredit modal kerja dari Rp265 triliun menjadi Rp297 triliun. Lalu kredit produktif dari Rp410 triliun menjadi Rp463 triiliun. Kemudian kredit mikro naik 22 persen, kredit SME naik 7,9 persen, hingga kredit korporasi naik 14,2 persen,” katanya.

 Berbicara kredit, kata Rohan, telah terjadi pergeseran dari sebelumnya. Saat ini kredit yang disalurkan untuk segmen ritel meningkat mencapai 32,7 persen dari total kredit.(t)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook