“Pada triwulan ketiga ini, penyisihan pencadangan mencapai Rp6,40 triliun atau naik hingga 93,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp3,31 triliun (yoy),” katanya.

Dengan tambahan provisi tersebut, coverage ratio BBNI per triwulan ketiga tahun ini mencapai 139,6 persen atau level tertinggi yang pernah dicapai perseroan. Baiquni menjelaskan, perseroan akan menambahkan alokasi pencadangan hingga 150 persen dalam jangka waktu 2-3 tahun ke depan untuk mengantisipasi risiko kredit bermasalah.

Sementara itu, perseroan tetap mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 14,6 persen atau menjadi Rp 307,12 triliun bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 267,94 triliun. Kredit business banking paling besar disalurkan untuk segmen usaha menengah dan kecil dengan kontribusi 27,8 persen.

Direktur Keuangan BNI Rico Rizal Budidarmo mengatakan, penyaluran kredit yang membiayai pembangunan proyek infrastruktur juga meningkat sebesar 6,6 persen sehingga menjadi Rp63,73 triliun dari Rp 59,79 triliun. Kredit tersebut disalurkan ke sektor kelistrikan, transportasi, minyak dan gas, konstruksi dan jalan tol, serta telekomunikasi.(dee/c11/tia/kom/jpg)