Minyak Tak Sesuai Target

Ekonomi-Bisnis | Rabu, 04 Desember 2013 - 08:34 WIB

JAKARTA (RP) - Pemerintah pesimistis produksi minyak tahun depan bisa sesuai target. Seperti diketahui, target produksi minyak ditetapkan sebesar 870.000 barel per hari (bph). Sekarang, rata-rata produksi minyak tercatat 825 ribu barel per hari.

Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo mengatakan target produksi minyak pada tahun depan diperkirakan bakal meleset.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Semula peningkatan produksi minyak bakal mengandalkan lapangan minyak Banyu Urip dengan kapasitas produksi 165.000 bph. Tapi, kontraktor di wilayah tersebut minta perpanjangan. Dampaknya, target sebesar 870.000 bph terancam.

‘’Jadi, produksi tahun depan kemungkinan sekitar 850 ribu bph,’’ katanya di Surabaya kemarin (3/12).

Nah dengan produksi sebesar itu, maka impor minyak makin besar. Sebab dengan produksi sekarang sebesar 825.000 bph, lanjut Susilo, volume yang bisa diolah di dalam negeri oleh pertamina hanya 650.000 bph.

Sisanya diekspor karena tidak bisa diolah. Sementara kapasitas kilang sebesar 1.000.000 bph sehingga untuk memenuhi kapasitas tersebut harus impor sebesar 350.000 bph.

‘’Padahal kebutuhan BBM 1,5 juta bph, jadi impor BBM sebesar 500-550.000 bph dari Singapura, Malaysia, Qatar atau sekitar 65-70 juta dolar AS. Kemudian ditambah impor minyak 350.000 bph sekitar 35 juta dolar AS, jadi total dalam sehari Pertamina harus mengeluarkan setidaknya 100-120 juta,’’ katanya dia.  

Sementara tiap tahun kebutuhan BBM terus naik. Tahun depan pasti naik delapan persen yang menyesuaikan dengan pertumbuhan ekonomi dan penduduk.

Makanya, perlu upaya mengurangi ketergantungan impor, seperti menggenjot pemakaian bahan bakar khusus (BBK), mengganti solar dengan biodiesel dan bioetanol, serta mempercepat pemberian izin eksplorasi minyak.

‘’Padahal untuk proyek eksplorasi (dianggarkan) 2,7 miliar dolar AS, tapi realisasi tidak sampai 30 persen. Dana sebesar itu sudah komitmen dari KKKS, jadi duit sudah ada tinggal dikucurkan. Kalau dolar masuk, kegiatan ekonomi akan berjalan,’’ ungkapnya dia.

Ia memperkirakan pada tahun depan dana yang dianggarkan untuk kegiatan eksplorasi jauh lebih rendah.

‘’Walau penyerapan tahun ini sedikit, diharapkan tahun depan bisa 2,5-2,6 miliar dolar AS. Makanya kami berharap sekarang bisa dimulai. Karena kalau ngebor minyak tahun depan, bisa direalisasikan paling cepat 3-4 tahun. Sedangkan kalau gas malah 7-10 tahun,’’ katanya.(res/fas)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook