Riau Pos Online - Upaya pengendalian harga pangan mulai membuahkan hasil. Mei yang biasanya merupakan periode inflasi kali ini justru mengejutkan karena berbalik deflasi. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, indeks harga konsumen (IHK) sepanjang Mei 2013 lalu tercatat deflasi 0,03 persen.
"Deflasi pada Mei ini merupakan yang pertama dalam 10 tahun terakhir," ujarnya di Jakarta, Senin (3/5).
Suryamin menyebut, deflasi terjadi karena ada penurunan harga yang cukup signifikan pada beberapa komoditas. Seperti bawang merah, bawang putih, cabai rawit, dan emas perhiasan. "Khusus untuk pangan, ini kemungkinan karena berhasilnya pengontrolan harga oleh pemerintah," katanya.
Data BPS menyebut, deflasi tertinggi terjadi di Mataram sebesar 1,03 persen dan terendah di Pekanbaru 0,01 persen. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Ambon 2,25 persen dan Pontianak 1,4 persen.
Suryamin mengatakan, adanya daerah yang mengalami inflasi karena faktor angkutan udara dan beberapa harga komoditas naik. "Di beberapa daerah, iklim masih tidak menentu, sehingga arus transportasi terganggu dan pasokan barang terhambat," jelasnya.
Dengan deflasi 0,03 persen tersebut, berarti inflasi tahun kalender (Januari-Mei 2013) tercatat 2,3 persen. Sedangkan inflasi year on year (Mei 2013 dibanding Mei 2012) tercatat 5,47 persen.
Menteri Keuangan Chatib Basri bersyukur dengan adanya deflasi pada Mei lalu. "Alhamdulillah, ini artinya kebijakan menjaga jalur pasokan bahan pangan efektif (menekan inflasi)," ujarnya.
Chatib mengakui, pemerintah sebenarnya memperhitungkan adanya ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga BBM. Karena itu, ketika nanti harga BBM dinaikkan, pemerintah akan betul-betul memastikan pasokan dan distribusi bahan pangan agar tidak menjadi pemicu inflasi. "Saya percaya sampai akhir tahun ini, kita bisa jaga inflasi di 7,2 persen," katanya.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hartadi Sarwono mengatakan, deflasi Mei sebesar 0,03 persen hanya berbeda tipis dari forecast bank sentral yang memproyeksi Mei bakal deflasi 0,04-0,05 persen. "Memang setelah awal tahun bahan pangan tinggi, sekarang turun," ujarnya.
Bagaimana proyeksi inflasi Juni? Menurut Hartadi, tren harga menjelang Ramadan memang selalu naik apalagi jika rencana kenaikan harga BBM direalisasikan. Namun, pemerintah masih bisa meredam lonjakan harga dengan memastikan lancarnya pasokan bahan pangan. "Cukupi supply-nya, itu kuncinya," katanya. (owi/oki/jpnn)