EKONOMI BISNIS

Indonesia-Rusia Akan Kembangkan Thorium Nuklir Ramah Lingkungan

Ekonomi-Bisnis | Kamis, 04 Februari 2016 - 16:21 WIB

Indonesia-Rusia Akan Kembangkan Thorium Nuklir Ramah Lingkungan
Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto

JAKARTA (RIAUPOS.CO)-Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) memprediksi ada sekitar 210.000-280.000 ton thorium yang tersimpan di perut bumi Indonesia. Thorium merupakan salah satu jenis nuklir di samping uranium, namun limbah radio aktif yang dihasilkannya jauh lebih ramah lingkungan atau lebih rendah dibanding uranium.

Tetapi thorium belum dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar pembangkit listrik dalam waktu dekat, masih perlu penelitian panjang guna mengembangkannya hingga siap untuk digunakan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Salah satu halangan yang dihadapi BATAN Indonesia untuk penelitian dan pengembangan itu karena tidak adanya dana. Untuk pekerjaan pemetaan potensi thorium BATAN perlu Rp3 miliar per tahun. Penelitian thorium sampai siap digunakan diperlukan dana sampai 299 juta dolar AS atau sekitar Rp3,9 triliun.

"Kami fokus mendata ada di mana saja thorium di Indonesia, perlu Rp3 miliar per tahun untuk cari potensinya. Kemudian untuk penelitian sampai jadi biayanya mungkin sekitar 299 juta dolar AS," ujar Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto kepada pers, dalam konferensi pers di Kantor BATAN, Jakarta, Kamis (4/2/2016).

Sekarang ini, Djarot mencoba mencari pinjaman lunak dengan kerjasama antar pemerintah (Government to Government/G to G) untuk membiayai penelitian dan pengembangan thorium. Salah satu negara yang berminat membiayai itu adalah Rusia.

"Yang bisa kita lakukan G to G, yang tertarik Rusia, pakai soft loan," katanya.

Ditambahkan, pemanfaatan thorium untuk energi masih memerlukan waktu  lama hingga beberapa dekade ke depan. Penelitian sudah dilakukan di sejumlah negara, namun belum pernah ada negara yang secara penuh mengaplikasikan secara komersial.

"Masih perlu beberapa dekade sampai PLTN berbasis thorium dapat terwujud. "Perlu waktu guna pengembangan thorium. Kita prioritaskan uranium, baru setelah itu thorium," katanya.

Laporan : dtfinance

Editor    : Aznil Fajri









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook