JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Industri pulp (bubur kertas) dan kertas di Indonesia pada 2016 diharapkan dapat tumbuh 6 persen sehingga bisa membantu mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Dengan catatan, pemerintah menjamin ketersediaan bahan baku produksi industri tersebut.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Rusli Tan menyatakan, industri pulp dan kertas nasional berpeluang terus tumbuh karena paling efisien ketimbang industri sejenis di negara empat musim, terutama di negara Skandinavia. ’’Dengan begitu, pasar pulp dan kertas global berpeluang diisi pulp dan kertas dari Indonesia,’’ ujarnya dalam keterangan tertulis kemarin (3/1).
Rusli menuturkan, harga pulp dan kertas dunia masih di bawah 800 dolar AS per metrik ton sejak 2014 hingga kini. Meski begitu, industri pulp dan kertas dalam negeri diprediksi mampu tumbuh 6 persen pada 2016 dan 20 persen pada 2017. ’’Karena ketidakefisienan industri di Skandinavia, produk pulp dan kertas kami berpotensi mengisi pasar dunia,’’ katanya.
Agar target pertumbuhan itu tercapai, kata dia, pemerintah perlu mendukung industri pulp dan kertas. Salah satu caranya membantu menjaga suplai bahan baku. ’’Kami memerlukan kepastian suplai bahan baku. Sebab, gangguan terhadap pasokan akan berdampak signifikan terhadap operasional industri yang mengakibatkan biaya tinggi,’’ tuturnya.
Selain itu, dia berharap pemerintah tetap bisa menjaga iklim usaha di dalam negeri agar industri pulp dan kertas tetap bisa berproduksi secara optimal. Iklim usaha harus tetap kondusif sehingga penyediaan lapangan kerja bisa lebih banyak pada 2016. ’’Menciptakan lapangan kerja sangat penting untuk tahun depan agar masyarakat tetap memiliki daya beli,’’ ucapnya.
Menurut Rusli, produksi pulp dan kertas Indonesia pada 2016 akan meningkat dengan beroperasinya pabrik baru di Ogan Kemiring Ilir, Palembang, yang berkapasitas dua juta metrik ton per tahun dan pabrik baru di Riau yang berkapasitas 250 ribu metrik ton. ’’Penambahan investasi tersebut mestinya memberikan dampak positif terhadap perekonomian dalam negeri,’’ jelasnya.
Rusli menambahkan, industri pulp dan kertas mampu menjadi sektor andalan nasional. Sebab, industri itu berbasis sumber daya alam (SDA) sehingga sifat investasinya berkelanjutan dibandingkan dengan industri lain seperti garmen, elektronik, atau sepatu yang mudah melakukan relokasi. ’’Investasi industri ini mahal dan berkelanjutan sehingga perlu dilindungi,’’ tegasnya.(wir/c15/tia/kom)