Petani Cabai Kampar Untung Ratusan Juta

Ekonomi-Bisnis | Sabtu, 04 Januari 2014 - 07:55 WIB

Petani Cabai Kampar Untung Ratusan Juta
CABAI: Petani Desa Danau Lancang Kecamatan Tapung Hulu, menumpuk cabai usai dipanen. Foto: Humas Pemkab Kampar for Riau Pos.

KAMPAR (RIAUPOS.CO) - Budidaya tanaman cabai yang dilakukan Muslim (32), yang juga alumnus P4S Siak Hulu bersama tujuh orang rekannya, kembali membuahkan hasil dan mendatangkan keuntungan besar.

Baru 10 kali panen, sudah 20 ton cabai merah yang mereka petik dari lahan seluas 6 hektare. Cabai itu dijual ke pengumpul dengan harga rata-rata Rp25 ribu per kilogram. Belakangan, harga jual melonjak naik di angka Rp30 ribu per kilogram.  

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Masih ada masa panen 13 kali lagi. Persis di bulan Februari, masa panen baru akan berakhir. Insya Allah, hasil yang akan kami dapat maksimal 45 ton. Kalau dirata-ratakan, hasil per pohon itu hanya 1 kilogram. Hasil ini masih lebih rendah dibanding periode pertama tanam Agustus lalu. Waktu itu kami bisa menghasilkan 48 ton cabai merah dari 30 ribu batang,’’ ucap Muslim, Jumat (3/1).

Hitung-hitungan warga Dusun V Desa Danau Lancang Kecamatan Tapung Hulu itu, dari hasil panen periode kedua ini, dia dan kawan-kawan hanya bisa mengantongi untung sekitar Rp100 juta per orang. Beda dengan untung di periode pertama lalu yang mencapai Rp1,2 miliar untuk 6 orang.

Kalau saja tak dilanda banjir kata Muslim, 48 ribu batang cabai merah jenis kopay dan lado F1 yang mereka tanam akhir September lalu, dipastikan akan hidup semua. Tapi gara-gara banjir kiriman yang membikin genangan berhari-hari, 5 ribu batang cabai tadi mati.

Di dusun I desa yang sama, Ajirman dan kawan-kawan baru akan panen pada akhir bulan ini. Lelaki ini juga Kepala Desa Danau Lancang ini, bersama warga sekitar menanam 25 ribu batang cabai di atas lahan seluas dua hektare.

Nasib cabai Ajirman dan kawan-kawan sama saja dengan cabai milik Muslim dan kawan-kawan. ‘’Ada satu hektare yang stres gara-gara kena banjir. Tapi yang hidup cuma 25 ribu batang,’’ cerita Ajirman.

Meski tanaman kali ini hasilnya kurang memuaskan, Muslim mengaku tak patah semangat. Alumni Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Kubang Jaya ini malah bertekad membikin Desa Danau Lancang menjadi sentra cabai merah di Kampar, bahkan di Riau.

‘’Bulan ini kami sudah akan menanam 80 ribu batang di atas lahan 8 hektare. Lalu bulan Maret kami juga akan menanam 40 ribu batang di atas lahan 3 hektare. Biar cabai tak putus dari desa ini. Sejak kami menanam cabai merah, kendala teknis tak ada. Persoalan yang kami hadapi hanya banjir. Itu pun lantaran kami memang menanam cabai merah ini pas di cuaca yang ekstrem,’’ ujarnya.

Bagi Muslim, bertanam cabai merah justru masih sangat menjanjikan. Jauh lebih menjanjikan dari pada bertanam kelapa sawit.

‘’Kalau 1.000 batang, modalnya baru Rp6 juta. Jika tak kena banjir kayak sekarang, hasil per batang cabai itu mencapai 1,5 kilogram. Kalau dijual Rp10 ribu per kilogram saja, hasil per pohon sudah Rp15 ribu.

Berarti untung yang kita dapat masih ada Rp9 ribu per pohon cabai. Tapi, sepanjang kami bertanam cabai, harga termurah yang kami jual baru sekitar Rp20 ribu per kilogram,’’ ujarnya.

Asal tahu saja kata Muslim, dari untung bersih periode pertama tanaman cabai, Muslim bisa membeli mobil Xenia baru plus lahan untuk rumah. Lima rekannya yang lain bisa membeli lahan kelapa sawit, lahan rumah dan sepeda motor baru.

Bupati Kampar Jefry Noer yang mendengar hasil tanaman cabai Muslim dan kawan-kawan di periode kedua itu, mengaku sangat senang.

‘’Kalau dalam tempo 6 bulan mereka bisa berpenghasilan bersih Rp100 juta, itu berarti sudah Rp18 jutaan penghasilan bersih mereka per bulan. Gaji siapa Rp18 juta per bulan,’’ ujar Jefry.

Penghasilan yang diperoleh Muslim dan kawan-kawan tadi kata Jefry, sudah jauh di atas standar miskin yang dibikin oleh Pemkab Kampar. ‘

’Kita membikin kategori, bahwa orang miskin di Kampar itu adalah mereka yang punya anak 2 dengan penghasilan Rp1,3 juta per bulan. Kalau Muslim dan kawan-kawan, sudah masuk kategori mapan lah,’’ katanya sembari tertawa.

Jefry juga sangat mendukung rencana Muslim untuk menjadikan Desa Danau Lancang menjadi sentra cabai merah. Ini berarti sudah dua komoditas unggul tumbuh di Kampar. Bawang merah di Desa Sei Geringging dan cabai merah di Desa Danau Lancang.(adv)   









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook