PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Anak Perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III Persero, PT Perkebunan Nusantara V terus memperluas program pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) melalui pengolahan limbah cair sawit atau palm oil mill effluent (POME) dengan pembangunan pembangkit tenaga biogas.
Terbaru, perusahaan perkebunan dengan komoditas utama sawit yang beroperasi di Bumi Lancang Kuning itu bekerja sama dengan perusahaan teknologi asal Jepang yakni Aiken Kakoki membangun Pembangkit Tenaga Biogas (PTBg) cofiring.
Chief Executive Officer (CEO) PTPN V Jatmiko Santosa mengatakan, pembangunan PTBg cofiring tersebut berlangsung di kawasan pabrik kelapa sawit (PKS) Sungai Garo, Kabupaten Kampar, Riau.
“Kami sudah menandatangani kesepakatan bersama untuk pembangunan PTBg tersebut bersama Aiken Jepang. In sya Allah tahun ini akan dimulai pembangunannya,” ujarnya, Senin (2/10).
‘’Pembangunan PTBg dengan kapasitas minimum pengolahan POME sebesar 150 meter kubik per hari itu bersamaan dengan aktivitas riset Aiken selama dua tahun,’’ tambahnya.
Jatmiko bersyukur, PTPN V yang dijembatani para peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendapat kesempatan untuk bekerja sama dengan perusahaan Negeri Sakura itu sebagai lokasi penerapan teknologi terbaru dalam pengembangan PTBg.
“Ini adalah kesempatan emas bagi kami untuk terlibat aktif dalam pengembangan EBT menggunakan teknologi Expanded Granular Sludgebeg (EGSB) ini. Kami mendapat informasi bahwa penerapan teknologi ini merupakan yang pertama di dunia,” ujarnya.
EGSB sendiri adalah teknologi pengolahan POME yang memanfaatkan bakteri anaerob granular dan merupakan teknologi yang digunakan untuk reaktor EGS. Dalam teknologi tersebut, selain memanfaatkan gas metana yang dilepaskan limbah sebagai sumber energi, juga menghasilkan dehydrated sludge berupa produk sampingan yang dihasilkan melalui pengolahan POME.
“Produk sampingan itu diklaim memiliki nilai kalori hingga 5.110 kalori. Nilai itu bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan batu bara yang rata-rata berkisar 3.600 sampai 4.200 kalori,” tambah Kepala Bagian Perencanaan Sustainability dan Teknologi Informasi PTPN V Ifri Handi Lubis.
Untuk itu, Ifri berharap kerja sama dua negara ini dapat berjalan dengan baik sehingga semangat pemanfaatan energi baru terbarukan di Holding Perkebunan Nusantara dapat kian dimaksimalkan di masa mendatang.
Untuk diketahui, saat ini PTPN V menjadi perusahaan perkebunan plat merah terbesar yang memanfaatkan EBT melalui pengolahan POME dengan PTBg. Baru-baru ini, keseriusan PTPN V memaksimalkan EBT diganjar penghargaan internasional ASEAN Energy Awards (AEA) 2023 dalam rangkaian 41st ASEAN Minister on Energy Meeting (AMEM) and ASEAN Energy Business Forum.
PTPN V meraih second runner-up untuk kategori Renewable Energi for Cogeneration melalui salah satu pembangkit tenaga biogas terbarunya di Pabrik Kelapa Sawit Sungai Pagar, Kabupaten Kampar, Riau dan menjadi satu-satunya perusahaan perkebunan milik negara yang mendapat penghargaan tersebut.(ifr/eca)