WAWANCARA KHUSUS DENGAN DR I KETUT MARDJANA, DIREKTUR UTAMA PT POS INDONESIA

”Saya Pernah Ikut Pengantar Surat Pos Naik Motor’’

Ekonomi-Bisnis | Rabu, 03 Juli 2013 - 08:33 WIB

PT Pos Indonesia yang di ambang kehancuran dengan selalu merugi dalam setahun langsung berubah. Tahun 2008 rugi Rp71 miliar, tapi mencengangkan, tahun 2009 meraih laba Rp98 miliar. Kenapa bisa? Rahasianya ada di tangan Dirut PT Pos Indonesia Dr I Ketut Mardjana.

Wartawan Riau Pos HELFIZON ASSYAFEI berkesempatan mewawancarai CEO terbaik nasional 2012 itu di sela acara Indonesia Marketeers Festival 2013 di Hotel Pangeran, Selasa (2/7). Berikut petikannya:

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Apa resep Anda membuat PT Pos Indonesia kini bangkit dan maju?

Saya melakukan transformasi total di internal dan eksternal. Di internal bagaimana meyakinkan seluruh jajaran PT Pos Indonesia bahwa kita perlu berubah karena kita menghadapi lingkungan yang terus berubah. Kalau kita tidak berubah kita akan ketinggalan karena perubahan ke kemajuan demikian pesat.

Untuk eksternal kami buktikan dengan aneka produk yang memang sesuai dengan kemajuan teknologi dan diperlukan orang. Dan tentunya relasi dengan rekan-rekan media yang selalu saya layani kalau wawancara seperti ini.

Bagaimana Anda meyakinkan jajaran internal?

Lewat media internal kami dan juga saya turun langsung berbaur bersama karyawan untuk mengetahui secara persis apa kendala di lapangan.

Saya menerapkan manajemen horizontal dan inklusif sehingga bawahan bisa terbuka menyampaikan kendala yang terjadi selama ini.

Saya pernah ikut pengantar surat pos dengan sepeda maupun dengan motor dari jam 7 pagi hingga jam 8 malam. Lewat momen ini saya sampaikan gagasan perubahan kepada seluruh tingkatan mulai dari para manejer hingga karyawan bawahan agar mereka mengerti apa gunanya kalau PT Pos ini maju.

Konkritnya apa gagasan perubahan yang Anda sosialisasikan di internal itu?

Pertama, transformational leadership. Saya pilih jajaran pimpinan di PT Pos Indonesia itu yang mampu  mengantisipasi perubahan bisnis dan ekonomi secara tepat.

Kedua, semangat kewirausahaan. Seluruh karyawan dan manajemen harus memiliki mental dan perilaku yang inovatif, kreatif mampu jadi pelayan jasa yang dipercaya konsumen.

Ketiga, membangun rasa memiliki PT Pos Indonesia. Bila perusahaan ini maju maka keuntungan perusahaan akan mereka rasakan langsung. Begitu juga sebaliknya. Jadi tertanam di mereka kalau mau sejahtera harus kerja keras, cerdas dan optimal memajukan perusahaan.

Anda dapat tantangan dari internal atas gagasan perubahan itu?

Ya jelas dong. Transformasi itu yang paling sulit adalah meyakinkan internal dulu. Apalagi PT Pos yang besar dan tersebar di seluruh Indonesia dengan karyawan ribuan tentu tidak mudah.

Yang paling susah itu kan mengubah kultur budaya kerja perusahaan yang sudah berkarat dan tak mau hadapi tantangan perubahan.

Konkritnya apa tantangan itu?

Menolak gagasan perubahan yang saya lakukan. Sebab dengan kebijakan saya banyak pihak internal yang merasa dirugikan. Misalnya bila selama ini banyak yang nyaman dengan kegiatan bisnis di dalam bisnis. Ini menguntungkan pribadi tapi merugikan perusahaan. Hal ini saya cut. Banyak yang marah dan mau demo. Saya tak peduli.

Saya jalan terus. Bagi saya Pos Indonesia akan terus merugi kalau pejabatnya malah berbisnis pula dalam bisnis pos. Bagi saya pejabat itu harus jadi rule model integritas. Kalau atasannya korupsi maka ini akan menjalar ke bawahan. Kalau mau melawan silakan minggir dari Pos Indonesia. Saya tegas soal itu.

Konsep kepemimpinan yang Anda terapkan?

Saya ubah konsep lama. Kalau dulu Dirut itu sama dengan raja. Dua bulan sebelum datang ke daerah semua sibuk menata kantor agar terlihat baik. Sekarang saya ubah.

Dirut itu adalah part of them. Artinya saya adalah bagian dari mereka dan selalu berada di tengah-tengah mereka. Saya bisa saja tiba-tiba datang ke Pekanbaru dengan tidak memberi tahu mereka. Muncul begitu saja melihat langsung dan pergi tanpa protokoler. Dengan demikian saya tahu kelemahan di masing-masing cabang.

Corporate culture apa yang Anda terapkan?

Mottonya CINTA POS. C adalah customer orientation. I adalah integrty. N adalah networking. T adalah team work. A adalah accountable. P adalah profesional. O adalah obessed (rasa memiliki). S spiritual.

Mengapa Anda yakin pos maju padahal era digital orang sudah bisa kirim surat lewat email?

Ya, berdasarkan studi yang dilakukan IPC, Dana Moneter Internasional dan lainnya memang tren volume surat menurun tajam di era IT ini. Namun pasar paket pengiriman barang tumbuh pesat. Artinya ini peluang besar. Menurut penelitian Berthaud tahun 2012, jaringan pos mempunyai potensi strategis mendukung program pemerintah untuk memperluas inklusi keuangan. Kami menangkap peluang ini dengan mengubah pola pikir, pola kerja dan budaya kerja selama ini. Kini kami sudah berubah.

Apa konkritnya perubahan itu misalnya?

Dari segi produk saja lah ya. Dulu pos ekspress itu hanya mampu melayani 22 kota saja. Dengan perubahan yang kami lakukan kini sudah bisa melayani 300 lebih kota di Indonesia. Belum jasa layanan lainnya.

Apa saja layanan lain itu?

Kini kita memiliki enam layanan bisnis yang terus tumbuh dan berkembang. Yaitu, pos kurir, PT Pos logistik Indonesia, jasa transaksi keuangan, pos ritel, pos properti dan PT Bhakti Wasantara Net. Semua anak perusahaan itu kini berkembang pesat.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook