BANGKINANG (RP) - Seorang petani sawit, Ramilus (45), warga Desa Penghidupan, Kecamatan Kamparkiri Tengah, Kampar ditemukan tewas mengenaskan setelah dibunuh secara sadis, Senin (2/7). Kondisi kepala korban terpenggal dan nyaris terpisah dari tubuh.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Riau Pos, Senin (2/7), korban ditemukan warga di kebun sawit miliknya sekitar pukul 18.30 WIB.
‘’Kapolsek beserta anggota masih di lapangan bersama tim identifikasi Polres Kampar melakukan olah TKP dan evakuasi korban,’’ ujar Kapolres Kampar AKBP Trio Santoso SH kepada Riau Pos Senin (2/7) malam tadi.
Sebelum kejadian, pada pukul 15.00 WIB korban berangkat dari rumahnya di Desa Penghidupan menuju ke kebun sawit miliknya di Desa Simalinyang.
Sekitar pukul 17.30 WIB, istri korban Lina (40) menghubungi korban melalui telepon selulernya, tapi tak dijawab. Keluarga korban, Marion mencari ke kebun sawit dan menemukan korban tewas menggenaskan.
Kasus tersebut kemudian dilaporkan ke kepolisian. Hingga berita ini diturunkan, tim kepolisian dari Polres Kampar dan Polsek Kamparkiri Hilir masih berada di lapangan.
Sampai saat ini polisi masih menyelidiki motif pembunuhan tersebut. Dugaan sementara korban dibacok dari samping dan tidak ditemukan tanda-tanda perlawan dari korban di sekitar TKP.
Menurut penuturan Gogo, salah seorang warga Simalinyang sempat melihat langsung kondisi korban, kepada Riau Pos melalui telepon selulernya, pelaku pembunuhan sungguh biadab. Setelah kepala korban terpisah, lalu pelaku melukai kepala korban kembali, sehingga terbelah.
‘’Ini sungguh perbuatan biadab. Ini bukan manusia lagi kalau melakukan kekejian seperti ini. Mudah-mudahan aparat penegak hukum dapat menangkap pelaku sesegera mungkin,’’ kata Gogo geram.
Disebutkanya, korban ditemukan oleh keluarganya antara pukul 18.00-19.00 WIB di perkebunan sawit tidak jauh dari SPBU yang merada di Simaliyang.
‘’Saat ditemukan posisi korban tertelungkup. Darah masih terlihat segar di sekitar korban. Sementara kepalanya berpisah dari badan,’’ ujarnya. Sementara itu Marion yang juga warga Simaliyang kembali menuturkan, korban selama ini pendiam. Korban memiliki dua orang anak dan satu anak tiri. ‘’Sepengetahuan kami, korban tidak ada musuh,’’ ungkapnya singkat.
Sebelumnya, pembunuhan sadis terjadi di Pekanbaru, Jumat (28/6) sekitar pukul 07.00 WIB di Jalan M Yamin. Satu keluarga dibantai. Akibatnya Sukimin tewas di tempat, dan Tomy (18) anak Sukimin juga tewas di Rs Santa Maria. Sedang istri dan satu orang anak korban dalam kondisi kritis.(why/rdh)