JAKARTA (RP) - Dua perusahaan telekomunikasi, yakni PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Indosat Tbk (ISAT), mencatat kinerja keuangan negatif hingga triwulan ketiga tahun ini.
Berdasar publikasi laporan keuangan perseroan, beban usaha EXCL naik 17 persen menjadi Rp 14,4 triliun. Konsekuensinya, laba bersih tergerus 58 persen menjadi Rp 916,9 miliar dari Rp 2,96 triliun pada periode yang sama 2012.
Pada kuartal ketiga, EXCL meraih pendapatan Rp 15,8 triliun atau naik 0,8 persen jika dibanding Rp 15,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Namun, karena total beban usaha naik cukup tinggi, laba EXCL tergerus cukup dalam.
Beban tertinggi berasal dari infrastruktur (Rp 4,3 triliun). Beban penyusutan tercatat Rp 4,2 triliun dan beban interkoneksi serta beban langsung lainnya mencapai Rp 2,8 triliun selain terdapat beberapa beban lainnya.
Akibatnya, laba sebelum pajak penghasilan tercatat turun 60 persen menjadi Rp 1,19 triliun dari Rp 2,96 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 916,9 miliar turun 58 persen dari Rp 2,1 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, ISAT kemarin melapor ke Bursa Efek Indonesia (BEI) bahwa sepanjang sembilan bulan dalam tahun ini laba usaha mereka tergerus 44,4 persen dari Rp 2,7 triliun menjadi Rp 1,5 triliun. ISAT berhasil meraih pendapatan Rp 17,7 triliun, naik 9,4 persen dari Rp 16,2 triliun periode yang sama 2012. Pendapatan dari seluler tercatat Rp 13,4 triliun dan nonseluler Rp 2,8 triliun. Meski begitu, beban perseroan sangat tinggi, yakni Rp 16,2 triliun, naik 20,2 persen dari Rp 13,5 triliun pada kuartal ketiga 2012.
ISAT gagal mencetak laba karena mengalami rugi bersih Rp 1,7 triliun pada kuartal ketiga 2013 ini atau tergerus 471,3 persen jika dibanding laba Rp 475,7 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Perusahaan pimpinan Alexander Rusli itu mencatatkan pengeluaran barang modal tunai Rp 7,8 triliun atau naik 76,3 persen dari Rp 4,4 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
ISAT menanggung total utang fantastis Rp 22,2 triliun, naik 1,8 persen dari Rp 21,8 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Jumlah pelanggan seluler ISAT sampai saat ini tercatat 53,8 juta pelanggan, berkurang 3 persen dari 55,5 juta pelanggan pada periode yang sama tahun lalu.
Dalam surat yang dikirim ke BEI, Corporate Secretary ISAT S. Auliana mengumumkan bahwa laporan kinerja per 30 September 2013 itu merupakan ikhtisar utama hasil operasi dan keuangan perusahaan yang tidak diaudit. Ikhtisar utama disampaikan sehubungan dengan pelaporan hasil pencapaian Ooredoo QSC sebagai pemegang saham mayoritas secara tidak langsung dari ISAT yang mengonsolidasi hasil pencapaian ISAT dalam laporan keuangan konsolidasi Ooredoo.
ISAT baru akan melaporkan secara resmi laporan keuangan kuartal ketiga sesuai Standar Akuntansi Keuangan Indonesia pada 7 November 2013. "Karena itu, bisa terdapat perbedaan atas ikhtisar utama ini dibandingkan dengan yang dimuat dalam laporan pencapaian resmi Indosat," ujarnya. (gen/c5/sof)