LONDON (RIAUPOS.CO) - Krisis energi melanda salah satu negara maju di Eropa, Inggris. Sekitar 2.000 tempat pengisan bahan bakar di negara itu laporkan masih kehabisan stok bahan bakar minyak (BBM) akibat keterlambatan pengiriman yang disebabkan krisis sopir truk pengangkut.
Antrean panjang kendaraan masih terlihat mengular di banyak pom bensin kota-kota besar. Perkelahian juga dilaporkan pecah antara warga yang tengah frustasi mengantre di SPBU untuk mengisi tangki kendaraan mereka.
Dikutip Reuters, tak sedikit pula warga yang mengisi bensin ke botol-botol bekas air minum sebagai cadangan.
Padahal Pemerintah Inggris telah berulang kali menekankan bahwa krisis rantai pasokan BBM ini telah berhasil ditangani dengan mengerahkan personel militer untuk membantu mengemudikan truk-truk BBM.
Sejumlah video yang beredar di media sosial memperlihatkan perkelahian sempat pecah antara sejumlah pengemudi yang tengah mengantre di salah satu pom bensin Esso di Inggris, seperti dilansir The Independent.
Asosiasi Pengecer Bensin (PRA) melaporkan 27 persen pom bensin tutup akibat pasokan BBM habis, sementara itu sekitar 21 persen SPBU lainnya hanya menjual satu jenis bahan bakar. Sedangkan 52 persen pom bensin dikabarkan memiliki cukup bensin dan solar.
"Ini habis lebih cepat dari biasanya karena permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Direktur Eksekutif PRA Gordon Balmer.
Reuters mengerahkan wartawan ke 10 pom bensin di London dan sekitarnya pada Kamis (30/9). Tiga pom bensin buka dan dipenuhi oleh warga yang mengantre untuk mengisi BBM.
Tak hanya mempengaruhi pasokan BBM, kekurangan sopir ini juga berdampak pada sektor farmasi. Berbagai pabrik farmasi mulai kesulitan mendistribusikan obat-obatan ke berbagai apotek di Inggris.
"Seluruh rantai pasokan telah terpengaruh dari pasokan depot grosir masuk hingga pengiriman depot keluar ke apotek," kata juru bicara asosiasi perwakilan salah satu farmasi di Inggris.
Selain krisis rantai pasokan BBM yang berbuntut pada distribusi barang hingga obat-obatan, sektor peternakan juga tengah mengalami krisis.
Industri peternakan memperingatkan bahwa ratusan ribu babi mungkin harus dimusnahkan dalam beberapa minggu akibat tidak laku terjual akibat kekurangan tukang daging yang diizinkan masuk Inggris.
Sama seperti krisis sopir truk pengangkut BBM, salah satu penyebab krisis tukang daging di negara itu adalah pandemi Covid-19 dan kebijakan imigrasi Inggris pasca Brexit. Kebijakan ini membatasi arus pekerja di wilayah Eropa Timur.
Rentetan masalah ini diprediksi dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Inggris yang diproyeksikan dapat mencapai tujuh persen pada tahun ini.
Sumber: Reuters/CNN/The Independent/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun