Rupiah Semakin Menguat, 14.267 per Dolar AS

Ekonomi-Bisnis | Sabtu, 01 Desember 2018 - 11:39 WIB

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) makin menguat dengan memanfaatkan pelemahan dolar Paman Sam. Mengutip https://www.bi.go.id, Jumat (30/11), rupiah berada di level 14,267.00 per dolar Amerika Serikat.

Analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan indeks dolar masih diperkirakan melemah ke level 96,4-96,6 terhadap mata uang kuat utama dunia lainya. Menurutnya, pelemahan dolar masih disebabkan oleh pernyataan Ketua Dewan Gubernur The Fed Jerome Powell terkait tingkat suku bunga AS yang diperkirakan sudah mendekati level netral.

Baca Juga :Didoakan Berpenampilan Lebih Baik saat Umrah

Hal senada diungkapkan analis pasar uang Forex Time Lukman Otunuga. Ia mengatakan komentar Powell ini memicu spekulasi bahwa Fed akan menghentikan dulu kenaikan suku bunga di tahun depan. “Ekspektasi investor mengenai kenaikan suku bunga setelah Desember menurun, sehingga dolar mengalami penurunan lebih lanjut di jangka pendek,” ujarnya, Jumat (30/11).

Menurutnya, berkurangnya kekhawatiran mengenai arus keluar modal karena Dolar yang melemah adalah perkembangan positif bagi negara berkembang. Mata uang pasar berkembang termasuk rupiah akan paling diuntungkan oleh depresiasi dolar ke depannya.“Dari aspek teknikal, dolar AS dan rupiah bergerak menguat,’’ ujarnya.

“Perlu diperhatikan bahwa salah satu penggerak utama di balik apresiasi dolar yang fantastis dalam beberapa bulan terakhir adalah spekulasi kenaikan suku bunga. Investor kini hanya memperkirakan satu kali kenaikan suku bunga lagi di 2019, sehingga bulls terancam kehilangan kehebatannya,” tuturnya.

Perhatian investor akan tertuju pada hasil rapat Fed yang kemungkinan besar mendukung ekspektasi kenaikan suku bunga di bulan Desember. Hasil rapat ini akan sangat diperhatikan untuk mencari isyarat lebih lanjut seputar rencana kenaikan suku bunga Fed di tahun 2019. “Apabila hasil rapat bernuansa dovish seperti pernyataan Powell, maka dolar mungkin dalam masalah,” ujarnya.

Selain itu, pelemahan terhadap dolar indeks tersebut diperkirakan dapat berlanjut jika pertemuan G-20 yang akan berlangsung pada Jumat dan Sabtu antara Presiden Trump dan Xi Jinping dapat menghasilkan solusi atas masalah perang dagang yang tengah berlangsung antara AS-Cina.(mys/das)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook