INFLASI MELANDAI

Terbuka Peluang untuk Turunkan Suku Bunga

Ekonomi-Bisnis | Selasa, 01 Desember 2015 - 23:59 WIB

Terbuka Peluang untuk Turunkan Suku Bunga
Ilustrasi.

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Aktivitas ekonomi berdampak pada melandainya laju inflasi. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi November hanya 0,21 persen. Sementara itu, inflasi year to date pada November kali ini adalah yang terendah dalam lima tahun terakhir. Begitu pula inflasi inti sepanjang tahun ini.

"Inflasi year-on-year juga terendah sepanjang 2015," papar Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo di gedung BPS kemarin.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Komponen inti pada bulan lalu, lanjut dia, mengalami inflasi 0,16 persen. Tingkat inflasi komponen inti sepanjang 2015 hingga November tercatat 3,72. Sementara itu, inflasi komponen inti dari tahun ke tahun mencapai 4,77 persen. Pada umumnya, tambah dia, inflasi inti sulit turun. "Inflasi inti pada 2015 lumayan bandel di kisaran 5 persen. Tapi, sekarang turun sedikit,” katanya.

Penurunan inflasi inti tersebut sebenarnya membuka ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk melonggarkan kebijakan moneter melalui penurunan suku bunga. Namun, tampaknya bank sentral itu masih menunggu inflasi inti hingga akhir tahun. ”Kalau BI cukup berani ambil risiko, sekarang inflasi inti 4,77 persen. Tapi, kalau hati-hati, ya menunggu akhir tahun,” ujarnya.

Pihaknya memprediksi inflasi inti hingga akhir tahun tidak melebihi 4 persen. Dia meyakini inflasi Desember bakal rendah di kisaran 0,5–1 persen. Sebab, dampak kenaikan harga BBM pada November tahun lalu sudah hilang sepenuhnya.

Penyumbang inflasi, antara lain, kenaikan harga rokok kretek, makanan jadi, minuman, dan tembakau sebesar 0,47 persen. Penyumbang inflasi lainnya adalah bahan makanan 0,33 persen dan kesehatan 0,44 persen. Sektor kesehatan menyumbang inflasi karena kenaikan tarif rumah sakit.

Terkait penyelenggaraan pilkada serentak pada Desember ini, dia menilai tidak bakal memberi dampak inflasi seperti tahun-tahun sebelumnya. Sebab, kampanye pilkada tidak lagi menggunakan cara-cara konvensional seperti dengan spanduk atau poster yang dipampang di area publik. Tetapi, memanfaatkan media sosial sebagai sarana kampanye. ’’Bagi-bagi kaus sudah jarang. Jadi, dampaknya terhadap inflasi berkurang,” paparnya.

Menko Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, rendahnya inflasi November merupakan hal positif. Menurut dia, ada dua faktor penyebab kenaikan inflasi. Pertama, musim yang buruk seperti ancaman El Nino yang membuat pemerintah harus mengamankan suplai pangan. Berikutnya terkait administered price atau harga yang dikendalikan pemerintah. ”Kelihatannya kalau yang kedua, tidak terjadi. Jadi, inflasinya akan sangat rendah, bisa di bawah 4 persen,” katanya.

Di tempat terpisah, Gubernur BI Agus DW. Martowardojo mengungkapkan, capaian inflasi tersebut sesuai dengan prediksi. "Dekat dengan prediksi BI yang 0,2 persen. Ini mencerminkan inflasi sesuai target,” ujarnya Selasa (1/12/2015). Sepanjang tahun ini, BI memprediksi sasaran inflasi 4 persen plus minus 1 persen. Dia memprediksi inflasi akhir tahun sekitar 3 persen. ”Sekarang November sudah selesai. Kita harus jaga ke depan agar inflasi rendah dan stabil,” ungkapnya.(ken/dee/c6/oki)

Laporan: JPG

Editor: Fopin A Sinaga









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook