Pedagang Keluhkan Omzet Turun Drastis

Ekonomi-Bisnis | Selasa, 01 Desember 2015 - 10:20 WIB

Pedagang Keluhkan Omzet Turun Drastis
Hadiyanto Camat Limapuluh

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - SUDAH lebih dua bulan Pasar Limapuluh dibangun kembali dengan konsep Melayu. Untuk sementara, para pedagang berjualan di tempat penampungan sementara (TPS) hingga proyek selesai akhir Desember nanti. Sayangnya, pedagang mengeluhkan omzet mereka turun drastis hingga 70 persen sejak berjualan di TPS.

Hari sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB. Namun dagangan Sari, belum satupun terjual. Siang itu, Senin (30/11), ia dan beberapa pedagang lain yang menempati TPS bagian depan Pasar Limapuluh tampak menanti pembeli sembari berbagi cerita. Namun, pembeli yang dinanti tak kunjung datang.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sari mengaku memang sejak berjualan di TPS, omzetnya menurun drastis lebih dari 70 persen. Pedagang kelontong ini kehilangan pembeli. Bahkan pelanggannya pun kini entah ke mana. Diceritakannya, sebelum pasar dirombak, per harinya ia bisa mendapatkan omzet sekitar Rp500 ribu. Namun kini, untuk mencari uang Rp100 ribu bukanlah perkara mudah. Meski ia telah buka dari pagi hingga sore.

”Kondisi TPS-nya seperti ini. Pembeli jadi enggan mampir karena jalan di samping kedai saya buntu. Belum lagi parkirnya juga susah kalau di depan. Jadi pembeli saat ini cenderung memilih berbelanja ke TPS belakang,” ungkap warga Jalan Tanjung Jati tersebut.

Pantauan Riau Pos, TPS di bagian depan yang terbuat dari papan tersebut memang hanya memiliki satu akses dan satu jalan utama saja. Sementara TPS di bagian belakang memiliki sekitar tiga akses, sehingga pembeli lebih leluasa.

Akibatnya, sebagian besar pedagang memilih tidak berjualan hingga pasar selesai dibangun. Menurut cerita Sari, bahkan ada pula pedagang yang pindah ke TPS belakang. Caranya? Mereka menyewa TPS kepada pedagang yang seharusnya mengisi TPS tersebut. Hal tersebut terpaksa dilakukan agar roda ekonomi mereka bisa terus berputar.

Tak hanya Sari, Sopia juga mengeluhkan hal serupa. Sari dan Sopia hanya bisa pasrah sembari terus tetap berjulan di TPS yang menurut mereka tak layak tersebut. ”Habis mau bagaimana? Kalau tidak jualan, kami tidak ada penghasilan sama sekali. Jadi ya jalan satu satunya tetap harus buka walaupun sangat minim pembeli,” ujarnya

Mereka berharap pembangunan pasar bisa selesai tepat waktu. Selain itu, mereka juga ingin agar  biaya sewa TPS digratiskan atau tidak dipungut biaya.

Terkait hal tersebut, Camat Limapuluh, Hadiyanto meminta pedagang untuk bersabar dan tetap fokus berjualan. ”Pembangunan pasar demi kemajuan pasar itu sendiri. Jadi, meski kini sepi pembeli, kita harus tetap bersyukur. Karena tak banyak pasar yang mendapat kesempatan dipercantik seperti Pasar Limapuluh,” ujarnya.(cr3/yls)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook