Kepanasan, Penumpang Lion Air Cari Buka Pintu Darurat

Ekonomi-Bisnis | Selasa, 01 Oktober 2013 - 10:32 WIB

Kepanasan, Penumpang Lion Air Cari Buka Pintu Darurat

JAKARTA (RP) - Para penumpang Lion Air JT 775 di bandara Sam Ratulangi Manado, yang sudah naik ke pesawat terpaksa membuka pintu darurat (emergency exit) sesaat sebelum take off karena kepanasan. Insiden terjadi karena AC (air conditioner) di pesawat diduga tidak berfungsi baik.

    

Kejadian itu bermula saat pesawat yang harusnya terbang ke Jakarta pukul 09.45 WITA, mengalami delay hampir satu jam. Para penumpang baru diminta masuk ke dalam pesawat sekitar pukul 10.45 WITA. Belum hilang rasa kecewa penumpang akibat delay, setibanya di dalam pesawat ternyata AC-nya baru menyala. Sekitar 180 orang yang terlanjur masuk pun kepanasan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

    

Saat pintu pesawat ditutup, udara di kabin pesawat makin pengap. Beberapa penumpang bahkan mengaku kesulitan bernafas. Sebagian dari mereka lantas bertanya ke pramugari namun tidak mendapat jawaban memuaskan.

"Lalu ada yang membuka pintu darurat, sesaat sebelum pesawat take off, itu sangat berbahaya sekali," ujar Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait kemarin.

    

Menurut dia, emergency exit hanya boleh dibuka pada keadaan darurat saja. Pintu itu sangat dilarang dibuka jika penerbangan dalam kondisi normal-normal saja, apalagi pada saat pesawat sudah bergerak untuk take off.

"Orang-orang yang duduknya dekat emergency exit sedang diperiksa polisi, mereka nggak ada yang ngaku siapa yang buka. Itu tindakan melanggar hukum," lanjutnya.

    

Apapun alasannya, Edward mengaku penumpang tidak boleh memaksa, tanpa alasan yang jelas, membuka pintu darurat. Sebab hal itu bisa membahayakan keselamatan semua penumpang. Beruntung pilot mengetahui hal itu sehingga membatalkan penerbangan.

"Kalau tidak bagaimana? pesawat bisa terbang dengan kondisi pintu darurat terbuka. Sangat berbahaya," tegasnya.

    

Dia mengakui bahwa pada saat itu penerbangan memang mengalami delay karena pesawat harus menjalani perbaikan. Setelah perbaikan pesawat selesai, penumpang segera dipersilahkan naik pesawat karena mereka sudah cukup lama menunggu.

"AC segera dinyalakan, tapi butuh waktu untuk mendinginkan semua ruangan. Kalau saja mau sabar beberapa menit lagi pasti dingin," sambungnya.

    

Edward tetap berdalih bahwa aksi penumpang yang mendobrak pintu darurat itu tidak bisa dibenarkan. Logikanya, para pramugari yang juga berada di kabin pesawat harusnya merasakan hal yang sama jika penumpang kesulitan bernafas.

"Kalau panas memang sekarang ini cuaca lagi panas-panasnya. Bukan hanya di Manado, di Jakarta juga. Masak kita menyalahkan matahari," tukasnya.

    

Akibat insiden ini Edward mengaku Lion mengalami kerugian ratusan ribu dolar, karena pesawat yang terlanjur dibuka pintu daruratnya tidak bisa segera diterbangkan lagi. Untuk itu, Lion lantas mendatangkan pesawat pengganti untuk mengangkut penumpang yang tidak jadi terbang.

"Penumpang sudah kita proses untuk terbang dengan pesawat lain, mereka itu masih tanggung jawab kita," ungkapnya

    

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, Bambang S Ervan meminta penumpang tidak melakukan tindakan yang membahayakan ketika tidak puas dengan pelayanan maskapai.

"Untuk penumpang, walaupun kesal dan tidak puas dengan pelayanan, bukan berarti boleh melakukan tindakan yang melanggar aturan dan membahayakan keselamatan penerbangan," jelasnya. (wir)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook