PERTAHANKAN LAHAN DI BULUH NIPIS KAMPAR

Pengusaha Pangkalan Kerinci Tewas Ditikam

Ekonomi-Bisnis | Rabu, 01 Agustus 2012 - 20:08 WIB

Pengusaha Pangkalan Kerinci Tewas Ditikam
KORBAN PEMBUNUHAN: Mahyuddin Sulub (tengah) saat meninjau lahan yang dikerjakannya di Desa Buluh Nipis Kecamatan Siakhulu, Kampar, akhir Juli 2012 lalu sebelum terbunuh Selasa (31/7/2012).(foto aznil fajri/riau pos)

Riau Pos Online-Mahyuddin Sulub (66) pengusaha alat berat Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan, Riau tewas ditikam golok oleh dua pemuda saat korban baru saja usai membeli solar untuk alat beratnya di salah satu SPBU di Kota Pangkalan Kerinci Pelalawan, Riau, Selasa petang (31/7).

Dua pemuda satunya kurus berjanggut menikam korban dan goloknya lengket di tubuh korban. Korban yang tak tertolong lagi tewas di perjalanan ketika akan dibawa ke rumah sakit di Pangkalan Kerinci.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Rabu tadi (1/8) jenazah korban disemayamkan di kediamannya di Pangkalan Kerinci di samping komplek pabrik PT RAPP Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Riau.

Kapolres Pelalawan AKBP Guntur Aryo Tejo yang dikonfirmasi wartawan, Rabu (1/8) mengatakan pihak kepolisian Polres Pangkalan Kerinci saat ini masih melakukan penyelidikan dan memburu pelaku.

Sementara data yang dikumpulkan Riau Pos Online beberapa hari sebelum kejadian antara lain dari Lesi pembeli lahan, korban Mahyuddin Sulub sebenarnya ada terikat kerja sama pembukaan lahan hutan ulayat dengan pemilik lahan di Desa Buluh Nipis yakni Yunus. Yunus diberi izin oleh Ninik Mamak Desa Buluh Nipis mengelola lahan ulayat hampir seluas 107 hektare sekitar tahun 1997. Lahan itu masih berhutan dan ada tegakan kayu log alam namun Yunus tak punya modal untuk mengimas tumbang. Akhirnya Yunus mengajak Mahyuddin Sulub bekerja sama membuka lahan di mana modal untuk imas tumbang berasal dari Mahyuddin Sulub.

Sebagai pengusaha, Mahyuddin Sulub mendrop traktor untuk imas tumbang. Mereka berdua (Mahyuddin Sulub-Yunus) berjanji jika lahan sudah bersih dan laku dijual nantinya hasilnya dibagi dua sama rata. Namun ditahun 2012 ini ketika lahan sudah bersih tak ada lagi kayunya, Yunus menjual tanah ke beberapa pembeli dan jerih payah Sulub dikesampingkan Yunus. Sulub mencari-cari Yunus namun Yunus menghilang. Sulub menuntut uang imas tumbang dulu agar diberi Yunus, namun Yunus tak pernah muncul baik dicari maupun tidak dicari.

Tanpa sepengetahuan Mahyuddin Sulub, Yunus memberi kuasa penjualan lahan itu kepada beberapa pemuda Desa Buluh Nipis Kecamatan Siakhulu, Kampar seperti kepada Eli Syahputra beralamat di Jalan Kasang Kulim, Kubang, Rustam tinggal di Jalan Lintas Timur Km 18 dekat Simpang Beringin.

Kemudian tiba-tiba muncul Alam pemuda Desa Buluh Nipis yang mengaku lahan itu sudah dijual dan sudah dibeli orang seharga Rp500 juta. Bahkan Alam pada Ahad (29/7) menghentikan alat berat escavator yang dipasok Lesi (pembeli lahan). Alampun terlibat cekcok dengan Ibu Lesi saat ketemu di rumah Eli Syahputra di Jalan Kasang Kulim, Kubang. Di mana Lesi tak terima alat beratnya dihentikan Alam.

Lahan 107 hektare ini dijual berkali-kali oleh Yunus dkk kepada pembeli sehingga tumpang tindih dan pembeli jadi korban karena pembeli saling rebutan lahan di dalamnya. Tak puas para pembeli seperti Lesi akhirnya meminta tanggungjawab Rustam dan mensomasi Rustam serta Eli Syahputra di rumah mereka masing-masing. Rustampun berkilah mengatakan surat-surat tanah Lesi sedang dibuat oleh RW di Buluh Nipis dan akan dikeluarkan secepatnya. Sementara Lesi mencari Eli Syahputra minta

pertanggungjawaban Eli Syahputra. Namun Eli jarang pulang ke rumah. Kalau pulang ke rumah hanya beberapa menit saja lalu menghilang karena ketakutan dicari pembeli tanah.

Pasca terbunuhnya pengusaha Pangkalan Kerinci itu (Mahyuddin Sulub), Rustam, Eli Syahputra menghilang. Rustam dikabarkan lari ke Padang, tapi Eli entah kemana. Sebelum kejadian Eli masih rajin pulang ke rumahnya. Namun pasca terbunuhnya Sulub, Eli tak pulang-pulang lagi ke rumahnya di Jalan Kasang Kulim, Kubang.

Sementara Alam, Rabu tadi (1/8) masih sempat mengancam pembeli lainnya Ny Umbut. Ny Umbut membeli lahan Yunus seluas 7 hektare. Karena tak senang dengan Ny Umbut yang dinilai suka cerita menyampaikan rahasia tentang jual beli tanah yang dilakukan oleh Yunus Cs ini, Alam mengancam Ny Umbut dengan mengatakan : ''Lihat itu Sulub dah mati, nanti kau lagi menyusul kedua,'' ancam Alam seperti ditirukan kata Ny Umbut melaporkan ancaman itu kepada Kanit Reskrim Polres Pelalawan AKP Dasril. Kasus ini kini sepenuhnya sedang ditangani Polres Pelalawan bekerja sama dengan Polsek Siakhulu Kampar yang dipimpin Kapolsek Siakhulu Kampar Kompol M Sembiring. Pelaku yang dicurigai sedang diburu.(azf)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook