PEKANBARU (RP)-Usaha Polresta Pekanbaru untuk mengungkap kasus pembantaian satu keluarga warga Jalan M Yamin No 47 A, Kecamatan Senapelan, Jumat (29/6) yang menewaskan Sukimin (46) alias Amin dan anaknya Tomi (18) serta menyebabkan istri korban, Aliang (32) dan anaknya Jefri (14) kritis di rumah sakit sudah menampakkan titik terang. Pembantu korban yang menghilang berhasil diamankan. Sementara MR sang supir masih terus diburu.
Hal ini diungkapkan Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, AKP Arief Fajar Satria SH SIK pada Riau Pos, Sabtu (30/6).’’Pembantunya sementara kita amankan,’’ ujar AKP Arief.
Dijelaskan Kasat Reskrim, sang pembantu YI (19) masih diperiksa intensif di ruang Judisila Polresta Pekanbaru. Wanita ini diamankan dari rumah salah satu keluarga MR.’’Ia kita amankan tadi malam di daerah Kulim, rumah keluarga MR, yang diduga sebagai pelaku,’’ jelasnya.
Dijelaskannya lagi, antara MR dan YI berpacaran. Usai membunuh korban, MR memaksa YI ikut masuk kedalam mobil Nissan X-Trail. Untuk menghilangkan jejak, YI dititipkan ke MR ke rumah keluarganya.’’Saat ini YI masih berstatus saksi,’’ papar AKP Arief.
Sementara itu terkait supir korban, MR yang masih menghilang, hingga saat ini belum diketahui keberadaannya. Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Drs R Adang Ginanjar mengatakan pihak kepolisian masih terus melakukan pengejaran.’’Kita masih lakukan pengejaran kepada pelaku,’’ ujar Kombes Pol Adang.
Seperti diberitakan sebelumnya, satu keluarga pengusaha sawit yang beralamat di Jalan M Yamin Nomor 47 A, Kecamatan Senapelan, Pekanbaru bersimbah darah setelah dibantai, Jumat (29/6) pagi lalu. Korban Sukiman (46) alias Amin tewas mengenaskan lantai 3 kediamannya. Tak jauh dari jasad Sukiman, ada istrinya Aliang (32) dan kedua anaknya Jefri (14) serta Tomi (18), dengan posisi terkapar dan bersimbah darah. Ketiganya kritis. Bahkan, Tomi nyawanya tak tertolong dan menghembuskan nafas di rumah sakit.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari seorang saksi mata, Ujang, kejadian terjadi pagi, sekitar pukul 07.00 WIB. Penjual rokok ini menceritakan, ia mendengar suara Jefri meminta tolong dari lantai dua. Kebetulan kedainya berada di dekat ruko berlantai tiga milik korban.
‘’Ada orang melambai-lambai dari lantai 2. Ia berteriak minta tolong. Badannya bersimbah darah,’’ jelas Ujang.
Saat itulah, beberapa warga yang berada di sekitar lokasi ramai mengerumuni pintu depan lantai satu tempat tinggal korban. ‘’Warga lalu ramai-ramai mendobrak pintunya,’’ lanjut Ujang. Setelah berhasil mendobrak masuk, warga mencoba naik ke atas. Namun, lagi-lagi pintu menuju lantai dua juga terkunci. Warga sendiri akhirnya menghubungi pihak kepolisian dan memberitahukan kejadian tersebut.
Setelah polisi tiba, pintu di dalam yang terkunci lalu didobrak. Saat petugas berada di lantai tiga, nampaklah pemandangan mengerikan. Sukiman beserta istri, Aliang (32) dan kedua anaknya Jefri (14) dan Tomi (18) terkapar. Saat dilakukan pemeriksaan oleh petugas, Amin sudah tidak bernyawa. Ia ditemukan dalam posisi duduk tersandar mengenakan celana pendek dengan luka di sekujur tubuhnya. Diketahui, Amin mengalami luka tusuk dan sabetan di bagian perut dan punggung.
Istri beserta anak korban yang saat ditemukan masih dalam keadaan hidup, segera dilarikan ke Rumah Sakit Santa Maria untuk mendapatkan pertolongan atas luka-lukanya.
Akibat peristiwa ini, lingkungan di sekitar rumah korban mendadak ramai. Warga berkerumun untuk melihat apa yang terjadi. Pihak kepolisian sendiri nampak berjaga di depan lokasi kejadian dan dipasangi garis polisi (police line).
Salah seorang tetangga korban yang enggan disebutkan namanya kepada Riau Pos mengatakan, sehari-hari ia tidak terlalu mengenal korban. Namun yang ia tahu, korban adalah pengusaha sawit yang dahulunya berbisnis seluler.(ali)