JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Perdagangan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang pelemahannya cenderung berkurang diharapkan masih membuka peluang rupiah untuk kembali menguat.
Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, sentimen naiknya suku bunga acuan diharapkan dapat direspons positif pasar sehingga membuka peluang kenaikan rupiah.
Seperti diketahui, adanya RDG BI insidentil di bawah Gubernur BI yang baru, Perry Warjiyo, di mana kembali memutuskan untuk menaikan suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen tampaknya sudah price in dimana pelaku pasar sudah memperkirakan sebelumnya.
“Namun, rupiah pun tidak banyak mengalami pergerakan. Bahkan harapan untuk mengalami kenaikan pun juga tidak terjadi seiring sudah ter-pricein-nya sentimen tersebut,” ujarnya di Jakarta, Kamis (31/5).
Di sisi lain, lanjutnya, pergerakan dolar AS di pasar valas global cenderung berbalik melemah setelah EUR menguat. Penguatan EUR terjadi setelah adanya potensi dilakukannya refrendum dan koalisi partai untuk mengatasi kemelut politik di pemerintahan Italia. (mys/jpg)
“Pergerakan rupiah lebih banyak merespons negatif kondisi global di mana laju EUR mengalami penurunan dibandingkan dolar AS setelah pelaku pasar mengkhawatirkan kondisi politik di Italia,” imbuhnya.
“Meski demikian, tetap cermati berbagai sentimen yang dapat menahan kenaikan lanjutan dari rupiah maupun sentimen yang dapat membuat rupiah kembali melemah. Adapun rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran support 13.970 dan resisten 13.988,” ungkapnya.(mys/jpg)